Warga Baduy Dibegal Saat Jualan Madu di Jakarta, Ditolak RS karena Tak Punya KTP
- Arry
- 4 November 2025 17:06
Newscast.id - Seorang warga Baduy Dalam bernama Repan dibegal saat berjualan madu di wilayah Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Ironisnya, korban ditolak saat hendak dirawat di rumah sakit karena tak punya KTP.
Kepala Desa Kanekes, Oom, menjelaskan, peristiwa pembegalan ini terjadi pada Minggu, 26 Oktober 2025. Saat itu Repan mengalami luka bacok di tangan kirinya akibat sabetan senjata tajam.
“Sabtu kamari urang geus nengok ka Jakarta, geus katimu jeung si Repan (Sabtu kemarin saya sudah nengok ke Jakarta, sudah ketemu sama si Repan),” kata Oom, Selasa (4/11).
Oom menjelaskan, korban mengaku dibegal empat pria tak dikenal saat berjalan seorang diri di Jalan Pramuka, Rawasari, Cempaka Putih, sekitar pukul 03.00 WIB.
Baca juga
Viral Bocah Diduga dari Suku Baduy Kebal Disuntik Vaksin Covid, Ini Penjelasannya
“Si Repan eta jualan di daerah Rawasari. Nah sekitar jam 3 subuh, eta datang jalema duaan ngajambret, terus dilawan ku manehna. Pas dilawan, jol duaan deui. Tiba-tiba ngabacok kana pipi, tapi pipina mah luka saeutik doang, teu tembus kana kulit (Si Repan jualan di daerah Rawasari. Sekitar jam 3 subuh, datang dua orang menjambret lalu dilawan oleh Repan. Saat dilawan, datang lagi dua orang dan langsung membacok ke arah pipi, tapi hanya luka sedikit, tidak tembus kulit),” jelas Oom.
“Terus dihanteum deui si Repan di sebelah kiri kana awakna, ngan awakna teu kunaon, ngan robek doang kaosna. Terus rek dibacok hulu na, ngan ditangkis ku si Repan, nu mantak aya luka bacok di leungeunna 10 jahitan (Lalu Repan dipukul di badan sebelah kiri, tapi tidak apa-apa, hanya robek bajunya. Saat mau dibacok ke kepala, ditangkis oleh Repan, sehingga tangannya terluka dan dijahit 10 jahitan),” sambungnya.
Oom menjelaskan, Repan kemudian mendatangi rumah sakit terdekat untuk mendapat perawatan. Namun dia ditolak karena tiak memiliki KTP. Sementara pelaku berhasil kabur membawa barang korban.
“Nu ngabacok mah kabur. Seketika geus dibacok, eta korban ngadatangan rumah sakit, ngan teu ditangani soalnya pas ditanya KTP, eta teu boga, ja orang Baduy Jero (Yang membacok sudah kabur. Setelah dibacok, korban ke rumah sakit tapi tidak ditangani karena tidak punya KTP, kan orang Baduy Dalam),” ujar Oom.
Menurut Oom, usai ditolak di rumah sakit di Cempaka Putih, Repan kemudian memutuskan berjalan kaki ke wilayah Tanjung Duren untuk menemui kenalannya agar bisa dibantu mendapatkan perawatan medis.
“Nah pas si Repan teu ditangani, teu diobatan ku rumah sakit di Cempaka Putih, manehna leumpang ka Pak Melo di Tanjung Duren. Leumpang ti Cempaka Putih eta hampir kabeakan getih. Langsung ku Pak Melo dibawa ka rumah sakit, bari dijelaskeun kana rumah sakitna mun ieu orang Baduy Jero jadi teu boga KTP (Karena tidak ditangani di rumah sakit Cempaka Putih, Repan berjalan kaki ke Pak Melo di Tanjung Duren. Dalam perjalanan hampir kehabisan darah. Langsung oleh Pak Melo dibawa ke rumah sakit dan dijelaskan kalau dia orang Baduy Dalam, jadi tidak punya KTP),” ucap Oom.
“Pengakuan korban, ieu nepi sekitar jam 8 isuk ti Cempaka Putih ka Tanjung Duren ti jam 3 subuh. Eta karak bisa ditangani ku Pak Melo. Mantakan kami geuh nuhun ka Pak Melo (Pengakuan korban, dia sampai sekitar jam 8 pagi di Tanjung Duren setelah berangkat jam 3 subuh dari Cempaka Putih. Baru bisa ditangani oleh Pak Melo. Makanya kami berterima kasih ke Pak Melo),” imbuhnya.
Duit Rp3 Juta, 10 Botol Madu, dan HP Pinjaman Raib
Oom menjelaskan, korban kehilangan sejumlah barang berharganya. Mulai dari uang hasil jualan madu sebesar Rp 3 juta, 10 botol madu, dan satu unit ponsel yang dipinjam dari orang lain.
“Pengakuan korban mah duit Rp 3 juta, madu 10 botol, jeung handphone menang nginjeum nu dibawa kabur ku pelaku eta (Pengakuan korban, uang Rp 3 juta, 10 botol madu, dan ponsel pinjaman dibawa kabur pelaku),” katanya.
“Ari kami mah tos nelpon bagian reskrim. Ceuk urang kieu, geura cepat diintai, cepat diproses supaya pelaku geura ditewak. Mun pelaku teu kaintai saminggu, karunya si Repan. Urang geuh siap terjun ngabantu, ja si Repan eta incuna Puun Yasih, guru besar na Haji Hercules (Saya sudah menghubungi bagian reskrim, saya bilang agar pelaku segera diintai dan diproses supaya cepat tertangkap. Kalau tidak terlacak seminggu, kasihan Repan. Saya juga siap turun membantu, karena Repan ini cucunya Puun Yasih, guru besar dari Haji Hercules),” tandasnya.
Artikel lainnya: Daftar Harta Harvey Moeis dan Sandra Dewi yang Bakal Dilelang: Ferrari, Tas Hermes