Pemerintah mengucurkan insentif berupa bantuan beras pada Juni dan Juli 2025. Bantuan ini akan diterima 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, pihaknya akan menggunakan data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional sebagai basis data untuk penerima bantuan beras.
“Sehingga memang masyarakat yang paling perlu dibantu. Kami berupaya menyalurkan mulai akhir Juni ini dengan preferensi daerah-daerah yang agak jauh seperti Indonesia timur dan beberapa daerah 3TP (Tertinggal, Terdepan, Terluar, dan Perbatasan). Itu yang harus dijalankan duluan," kata Arief dalam keterangan tertulis.
Arief menjelaskan, bantuan beras sebanyak 20 kg untuk Juni dan Juli 2025. Jumlah ini akan diberikan sekaligus dan diperikrakan hingga pertengahan Juli sudah dapat menjangkau 95 persen penerima.
Hal ini karena terdapat beberapa daerah yang sulit dijangkau, seperti Puncak Jaya Papua dan daerah perbatasan.
Menurutnya, saat ini Bapanas masih dalam proses administrasi penganggaran bersama Kementerian Keuangan. Selain itu, Bulog juga sudah diminta untuk mempersiapkan beras kemasan 10 kg agar penyaluran bisa lebih cepat.
"Data terakhir yang telah terverifikasi sudah 16,5 juta dan perkiraan akan sampai 18,3 juta. Ini penting karena pesan Bapak Presiden harus tepat sasaran. Tidak boleh missed target," ujarnya.
"Untuk kebutuhan program 2 bulan ini, kan 18,3 juta penerima dikali 10 kilogram beras dikali 2 bulan. Kemudian ada biaya distribusi, kemungkinan sekitar Rp 4,9 triliun," jelasnya.
"Untuk pengawasannya, kami bekerja sama dengan seluruh kementerian lembaga, termasuk Satgas Pangan Polri. Jadi by name by address dengan data penerima yang terverifikasi," kata Arief.
Artikel lainnya: Sosok Sherly Tjoanda, Gubernur Maluku Utara yang Dijodohkan dengan Dedi Mulyadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News