Sebanyak 50 ribu pengemudi ojek online, taksi online, dan kurir online akan mendatangi Istana Merdeka, Jakarta. Mereka mengajukan lima tuntutan kepada pemerintah terkait nasib transportasi online.
Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojek Online (Ojol) Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono, menjelaskan, aksi 217 ini digelar karena tidak ada tindak lanjut dari pemerintah yang mengatur regulasi transportasi online hingga sudah dua bulan berlalu.
"Korban Aplikator sebagai pelaksana Aksi 217 menghimbau kepada masyarakat pengguna ojol, taxi online dan kurir online agar bersiap dan menyesuaikan kebutuhan transportasi pada Senin 21 Juli 2025 karena sebagian besar pengemudi online dan kurir online akan mogok massal," kata Igun dalam keterangan tertulisnya.
Igun menjelaskan, aksi 217 akan berlangsung lebih besar dari aksi-aksi sebelumnya sebagai bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi online dan kurir online atas tidak tegas dan tidak responsifnya pemerintah yang membiarkan persoalan tuntutan aksi sebelumnya secara berlarut-larut.
"Bahkan membuat suatu keputusan kontra produktif yaitu menaikan tarif ojol hingga 15 persen," ujarnya.
Adapun 5 tuntutan pada Aksi 217 Korban Aplikator adalah sebagai berikut :
1. Negara Hadirkan UU Transportasi Online/PERPPU
2. Driver 90% Aplikator 10% HARGA MATI
3. Pemerintah Buat Peraturan Tarif Antar Barang dan Makanan
4. Audit Investigatif Aplikator
5. HAPUS Aceng, Slot, Hub, Multi Oder, Member, Pengkotak-Kotakan dll. SEMUA DRIVER REGULER KEMBALI
"Kami Asosiasi bersama Korban Aplikator dan masyarakat umum yang akan turun Aksi 217 akan menuntut 5 point tuntutan kepada Presiden Prabowo selama Menteri Perhubungan serta Presiden tidak menanggapi tuntutan kami maka Aksi 217 bukan aksi terakhir," ujarnya.
Artikel lainnya: Heboh Penemuan Tas Berisi Senjata dan Ratusan Peluru di Pasar Minggu, Ini Rinciannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
