Ferdy Sambo Ungkap Keterlibatan Jenderal di Suap Tambang Ilegal Kaltim

  • Arry
  • 29 Nov 2022 16:01
Sidang pembunuhan Brigadir J dengan terdakwa Ferdy Sambo(@pnjakartaselatan/youtube)

Ferdy Sambo bersuara soal dugaan suap pelaku tambang ilegal di Kalimantan Timur. Mantan Kadiv Propam Polri itu mengungkapkan adanya keterlibatan oknum perwira tinggi alias jenderal kepolisian.

Ferdy Sambo menjelaskan, sudah menerima kasus dugaan suap tambang ilegal di Kaltim itu saat dirinya masih menjabat Kepala Divisi Propam Polri.

"Gini, laporan resmi kan sudah saya sampaikan ke pimpinan secara resmi, ya. Sehingga artinya proses di Propam sudah selesai," kata Ferdy Sambo di sela persidangan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa, 29 November 2022.

Namun Ferdy Sambo tidak menjelaskan siapa jenderal yang diduga terlibat dalam kasus tambang ilegal di Kaltim tersebut. "Itu melibatkan perwira tinggi," ujarnya.

Baca juga
Isu Perang Bintang di Balik Kabar Setoran Batubara Rp6 M Ismail Bolong ke Kabareskrim

Sambo menegaskan, Propam Polri sudah menindaklanjuti laporan dugaan suap tambang ilegal Kaltim tersebut. Bahkan pihaknya sudah memberikan hasil pemeriksaan pada pimpinan Polri.

"Laporan resmi kan sudah saya buat, intinya kan seperti itu. Jadi bukan tidak tindak lanjuti. Ya nggak (dilepas) lah, itu kan buat laporan resmi," jelasnya.

"Nah selanjutnya, kalau misalnya akan ditindaklanjuti, silahkan tanyakan ke pejabat berwenang. Atau kalau nggak, kasih instansi lain yang akan melakukan penyelidikan," ujarnya.

Untuk diketahui, kasus dugaan suap tambang ilegal ini terungkap dari video pengakuan Ismail Bolong. Mantan personel Polres Samarinda itu mengaku menyuap Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto sebesar Rp 6 miliar. Namun pernyataan itu dia tarik kembali.

Ismail Bolong mengaku dipaksa mantan Karo Paminal Divpropam Polri Hendra Kurniawan untuk membuat pernyataan soal keterlibatan Kabareskrim. Dia pun kemudian meminta maaf ke Komjen Agus Andrianto.

"Untuk memberikan testimoni kepada Kabareskrim dengan penuh tekanan dari Pak Hendra, Brigjen Hendra, pada saat itu saya berkomunikasi melalui HP anggota Paminal dengan mengancam akan dibawa ke Jakarta kalau nggak melakukan testimoni," kata Ismail.

"Jadi saya mengklarifikasi. Saya nggak pernah memberikan uang kepada Kabareskrim, apalagi pernah saya ketemu Kabareskrim," kata Ismail Bolong.

Baca juga: Mengerikan Singa di Taman Safari Bogor Ngamuk, Gigit Bumper Mobil Hingga Bolong

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait