Wanita di Ngawi Meninggal Dunia Usai Operasi Cabut Gigi Bungsu, Ini Kronologinya

  • Arry
  • 9 Mei 2024 11:33
Ilustrasi perawatan dan operasi gigi(@quangtri/unsplash)

Seorang wanita bernama Nira Pranita Asih, 31 tahun, asal Kabupaten Ngawi meninggal dunia usai menjalani operasi cabut gigi bungsu. Sang suami ingin membawa kasus ini ke ranah hukum.

Davin Ahmad Sofyan, suami Nira, menjelaskan, insiden ini bermula pada akhir 2023. Saat itu istrinya mengeluh pusing dan diduga dikarenakan gigi bungsunya.

Davin kemudian membawa istrinya ke sebuah klinik gigi di wilayah Widodaren, Ngawi, Jawa Timur, pada 28 Desember 2023. Menurutnya, usai berkonsultasi, mereka disarankan mencabut gigi bungsunya.

"Tapi pada waktu periksa gigi, istri saya tidak sakit (di giginya) dan tidak berlubang. Dan hasil dokter gigi tersebut menyuruh kami untuk rontgen panoramic terlebih dahulu," ujar Davin dikutip dari kumparan.com, Kamis, 9 Mei 2024.

Atas saran dokter itu, Davin mengantar istrinya rontgen panoramic di RSUD Sarilla Husada, Sragen. Setelah itu hasil rontgen diserahkan ke klinik gigi, operasi cabut gigi bungsu kemudian dilakukan.

"Setelah cabut gigi, kami pun diberi tahu bahwa klinik tersebut tutup sampai tanggal 3 Januari 2024," jelasnya.

    Nira Pranita Asih meninggal dunia usai menjalani sejumlah perawatan yang dimulai dari operasi cabut gigi bungsu (Ist)
Nira Pranita Asih meninggal dunia usai menjalani sejumlah perawatan yang dimulai dari operasi cabut gigi bungsu (Ist)

Namun pada 30 Desember, Nira mengalami bengkak tepat di bagian gigi bungsu yang dicabut. Karena klinik tutup, Nira meredakan sakit itu dengan mengonsumsi obat pereda sakit gigi. Nira pun kemudian merayakan Tahun Baru 2024 di Solo.

Menurut Davin, hingga 1 Januari 20224, bengkak di gigi istrinya semakin parah. Nira bahkan kesulitan makan sejak 30 Desember 2023.

Baca juga
BPOM Tarik Obat Sakit Gigi Hingga Obat Kuat: Bahaya Untuk Ginjal dan Hati

"Tanggal 1 (Januari 2024), saya putuskan untuk periksa di RS Panti Waluyo (Solo). Hasil kami dikasih rawat jalan," jelas Davin.

Tak puas dengan hasil di RS Panti Waluyo, Davin membawa istrinya ke RS JIH Solo. Hasilnya, Nira disuruh rawat inap.

Akhirnya pada 3 Januari 2024, Nira sekeluarga kembali ke Ngawi. Mereka kemudian memeriksakan kondisinya ke salah satu dokter umum bernama dokter Nugroho.

"Dan hasil (dr. Nugroho), kita disuruh opname 1 hari melihat bengkak sudah membaik tapi timbul sesak napas," kata dia.

"Dengan tidak banyak bicara, dokter Nugroho menyarankan saya untuk ke RS besar karena ini sudah infeksi," tambahnya.

Davin kemudian membawa istrinya ke RS dr. Oen Kandang Sapi Solo. Dari pemeriksaan, Nira disebut mengalami infeksi di jalur pernapasan dan rongga tenggorokan.

Baca juga
Bukan Menyikat dari Atas ke Bawah, Begini Cara Sikat Gigi yang Benar

"Terjadilah operasi pada leher dan di USG di bagian rongga paru. Dengan hasil operasi tersebut telah ditemukan nanah di bagian jalur napas dan ternyata paru-parunya sudah terinfeksi juga," ucapnya.

"Alhasil istri harus mengalami operasi thorax otomi, dan harus dirawat intensif di iccu selama 2 minggu," lanjutnya.

Usai menjalani perawatan intensif di RS Oen Kandang Sapi Solo, Nira akhirnya meninggal dunia pada 27 april 2024.

"Saya akan melaporkan kasus ini ke ranah hukum untuk saya mintai pertanggungjawaban atas meninggalnya istri saya dengan cabut gigi tersebut. Yang melakukan pencabutan gigi terhadap istri saya dr Sylvia itu," ungkapnya.

"Dulu sudah saya ajak baik-baik saya menanyakan bagaimana pertanggung jawaban dokter untuk istri saya waktu awal infeksi itu. Tapi yang kami dapat malah amarah dari mereka dan malah dia menantang saya ke ranah hukum saja," tuturnya.

Belum ada komentar dari pihak klinik gigi terkait.

Artikel lainnya: AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19 di Seluruh Dunia

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait