Siapa Ida Dayak? Ini 5 Fakta Sosok yang Klaim Mampu Sembuhkan Berbagai Penyakit

Sosok Ida Dayak tengah menjadi sorotan. Aksi pengobatan yang dilakukan wanita asal Kalimantan itu membuat banyak orang tertarik mendapatkan kesembuhan darinya.

Dari video pengobatannya yang viral di TikTok, Ida Dayak mengklaim mampu menyembuhkan pasien tuli menjadi sembuh, dan pasien bisu menjadi bisa berbicara. Selain itu, Dia juga mampu menyembuhkan penyakit seperti patah tulang.

Siapa sebenarnya Ida Dayak? Ini 5 fakta sosok Ida Dayak:

1. Profil Ida Dayak

Ida Dayak adalah wanita kelahiran Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Wanita yang bernama asli Ida Andriani itu lahir pada 3 Juli 1972. Setiap pengobatannya, Ida selalu mengucapkan kalimat basmalah dan kalimat tauhid.

2. YouTuber

Aksi pengobatan Ida Dayak ini selalu diunggah di kanal YouTube miliknya. Ida Dayak pertama kali membuka akun YouTube pada 27 Februari 2023. Dan hingga kini video-video pengobatan yang sudah diunggahnya sudah ditonton lebih dari 33 juta kali.

3. Viral di TikTok

Aksi pengobatan Ida Dayak ini viral di TikTok. Saat melakukan aksinya, dia selalu mengenakan baju dan aksesoris khas Dayak. Di akun TikTok miliknya @idadayak7, dia pernah mengunggah video meluruskan tulang dari seorang anak yang bengkok dan menjadikannya semakin populer.

4. Mencari pasien berkeliling pasar

Ida Dayak kerap melakukan pengobatan dengan berkeliling dari pasar ke pasar. Targetnya adalah penjual hingga pembeli di pasar itu. Saat melakukan pengobatan, Ida Dayak tidak mematok biaya pengobatan. Namun dia menawarkan minyak binatang yang kerap dia pakai untuk mengurut pasiennya dengan harga Rp50 ribu untuk satu botol.

5. Minyak binatang

Saat melakukan pengobatan, Ida Dayak selalu menggunakan minyak binatang. Melansir situs resmi Kemendikbud, minyak bintang merupakan salah satu dari ilmu magis yang dipercaya masyarakat Dayak Benuaq dan Dayak Tunjung di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

“Walaupun ampuh, minyak bintang ini juga ada batasnya, di mana ilmu ini hanya bermanfaat bagi pemilik ilmu tetapi tidak bisa menolong orang lain,” seperti dilansir laman warisanbudaya.kemdikbud.go.id.