Kontroversi Pendiri Turki Kemal Ataturk Bakal Jadi Nama Jalan di Jakarta

  • Arry
  • 18 Okt 2021 14:51
Kota Jakarta(Sopan Sopian/pixabay)

Pemerintah berencana mengganti nama salah satu ruas jalan di Jakarta dengan nama Presiden pertama Turki, Mustafa Kemal Ataturk. Wacana itu pun langsung menuai kontroversi.

Rencana penggantian nama jalan ini dilakukan sebagai bentuk kerja sama antara Indonesia dan Turki. Sebelumnya, Turki sepakat menggunakan nama Ahmed Soekarno sebagai nama jalan di depan Kedutaan Besar RI di Ankara.

Sebagai gantinya, Indonesia akan menggunakan nama Ataturk sebagai sebagai nama salah satu jalan di daerah Menteng, Jakarta. Peresmian jalan itu akan dilakukan saat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi Indonesia pada 2022.

Wacana ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Ankara, Muhammad Iqbal. Menurutnya, pemerintah sudah berkoordinasi dengan Pemprov DKI Jakarta.

"Kami sudah meminta komitmen dari pemerintah DKI Jakarta untuk pemerintah memberikan nama jalan dengan founding fathernya Turki di Jakarta," kata Duta Besar Indonesia di Ankara, Muhammad Iqbal dalam acara Ngopi Virtual.

Menurut Iqbal, pemerintah sudah memberikan data terkait karakter hingga panjang jalan yang bakal dinamai Kemal Ataturk ke Pemprov DKI Jakarta.

"Dalam hal ini, melalui wakil gubernur pada saat itu, sudah mengalokasikan salah satu jalan di daerah Menteng. Itu yang nantinya akan diberikan nama founding father Turki," kata Iqbal.

"Diharapkan jalan yang nanti dengan nama Bapak Bangsa Turki di DKI Jakarta itu, nantinya diharapkan akan diresmikan pada saat kunjungan Presiden Erdogan ke Jakarta," kata Iqbal.

Sementara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengakui ada keinginan untuk mengganti salah satu ruas jalan di Jakarta menjadi nama Kemal Ataturk.

“Memang ada keinginan dari kita dan pemerintah Turki. Agar ada nama dari kita di Turki dan nama tokoh dari Turki (di Indonesia),” kata Ariza pada Minggu (17/10).

Protes Keras

 

Rencana penggantian nama jalan menjadi Mustafa Kemal Ataturk langsung menuai protes di Indonesia. Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menilai Mustafa adalah tokoh Turki yang justru mengacak-acak Islam.

"Banyak sekali hal-hal yang dia lakukan bertentangan dengan ketentuan yang ada dalam Alquran dan Assunnah," kata Anwar.

Menurutnya, Mustafa Ataturk adalah tokoh sekuler Turki yang tidak percaya agamanya mampu membawa Yurki menjadi negara maju.

"Jadi Mustafa Kemal Ataturk ini adalah seorang tokoh yang kalau dilihat dari Fatwa MUI orang yang pemikirannya sesat dan menyesatkan," ujar Anwar.

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta juga menolak keras rencana tersebut. Ketua DPW PKS DKI Jakarta, Khoirudin, meminta agar rencana penggantian nama jalan itu dibatalkan saja.

"Jika memang sangat merugikan dan menyakiti kaum muslim, lebih baik dibatalkan pemberian nama jalan tersebut," kata Ketua DPW PKS DKI Jakarta Khoirudin dalam keterangannya.

Khoirudin pun mengungkapkan kontroversi yang pernah dibuat Ataturk. Salah satyunya adalah mengalihfungsikan Hagia Sophia dari sebuah masjid menjadi museum pada 1935.

"Sangat diktator, dia juga mengganti azan berbahasa Arab dengan bahasa lokal, melarang jilbab dipakai di sekolah, kantor-kantor yang bersifat kepemerintahan," terangnya.

Menurut Khoirudin, masih banyak tokoh Turki yang bisa diabadikan di Jakarta sebagai nama jalan.

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon, mengusulkan nama Fatih Sultan Mehmet II atau Muhammad al Fatih sebagai nama jalan di Jakarta.

"Ia adalah sang penakluk Konstantinopel pada 1453 pada usia 21 tahun. Namanya tercatat sebagai conqueror termuda sepanjang sejarah, lebih muda dari Alexander the Great," kata Fadli Zon dalam keterangan tertulis, Senin, 18 Oktober 2021.

 

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait