Siswa yang keracunan usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bogor, Jawa Barat, kini sudah mencapai 223 orang. Pemda pun kini menetapkan peristiwa itu sebagai kejadian luar biasa atau KLB.
Jumlah siswa keracunan itu diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor, Sri Nowo Retno. Menurutnya, ada penambahan sembilan siswa yang keracunan.
"Kami sampaikan update penambahan kasus berdasarkan kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE) di tanggal 12 Mei 2025. Korban yang terdata sebanyak sembilan orang, sehingga total menjadi 223 orang," kata Sri Nowo Retno, dalam keterangannya.
Untuk diketahui, gejala keracunan ini dialami siswa usai menyantap MBG pada Jumat, 9 Mei 2025. Mereka menyantap makanan yang berasal dari operator MBG yang mengirimkan makanan ke 13 sekolah di Bogor.
Baca juga
KPK Temukan Anggaran MBG Rp10 Ribu per Anak Disunat Jadi Rp8.000
Menurutnya, saat ini jumlah siswa yang masih dirawat di rumah sakit sebanyak 18 orang. Sebagian besar sudah diperbolehkan pulang dan melakukan rawat jalan.
"Sebaran siswa yang menjalani rawat inap ada di RS Hermina, RS Islam, Mayapada, RS Azra, RSUD Kota Bogor, RS PMI, RS EMC, RS Graha Medika, RS Juliana, RS Salak, dan RS Siloam," sebutnya.
Retno menjelaskan, saat ini pihaknya terus mebgawasi dan memantau kasus ini hingga tuntas. Selain itu, Dinkes juga tengah menguji sampel makanan yang dikonsumsi para siswa.
"Pengujian berbagai sampel yang telah didapat dilakukan secara mikrobiologi dilakukan di Labkesda Kota Bogor," tutur Retno.
Sebelumnya, berdasarkan hasil uji sampel Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kota Bogor, Jawa Barat, menunjukkan paket MBG yang diberikan ke siswa mengandung bakteri E.coli dan bakteri Salmonella. Paket MBG ini disediakan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bosowa Bina insani.
Baca juga
Marak Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, Prabowo Sebut Gegara Anak Tak Cuci Tangan
Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengatakan, bakteri E.coli dan Salmonella itu ditemukan di dua jenis makanan yakni telor ceplok yang dicampur bumbu barbeque serta pada tumis tahu dan tauge.
"Bakteri ini muncul dari ceplok telor yang dipakai bumbu barbeque. Kemudian ada juga tumis toge dan tahu yang terindikasi mengandung Salmonella," ungkap Dedie di Rumah Dinas Wali Kota Bogor, Senin (12/5/2025).
Status KLB
Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan peristiwa ratusan siswa keracunan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Pemkot juga meminta siswa yang terdampak untuk segera berobat ke rumah sakit.
"Atas kejadian ini, Pemkot Bogor telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB). Jumat itu kita tetapkan KLB supaya siapa pun yang terdampak, terindikasi keracunan silakan berobat ke rumah sakit," kata Wali Kota Bogor Dedie A Rachim dalam keterangannya.
"Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi," kata Dedie.
"Kemarin waktu hari Minggu saya dengan Kepala BGN melihat (korban keracunan) ke RSUD. Sebetulnya kita mendorong anak-anak untuk segera pulang, tidak apa-apa, yang penting sampai pulih, sampai sehat."
"Insyaallah dari Pemerintah Kota Bogor kita biayai untuk masalah kesehatan," imbuhnya.
Artikel lainnya: Sedih! Induk Gajah Datangi dan Rusak Truk yang Tabrak Anaknya Hingga Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News