-
Motif 20 Tersangka Aniaya Prada Lucky
Kadispenad Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengungkap motif 20 tersangka menganiaya Prada Lucky hingga tewas. Dalam pemeriksaan terakhir, diketahui pembinaan menjadi motif utama yang mengakibatkan Lucky tewas.
“Saya sudah sampaikan, semuanya atas dasar pembinaan, jadi pada kesempatan ini saya sampaikan bahwa kegiatan ini terjadi semuanya pada dasarnya pelaksanaan pembinaan kepada prajurit,” ucap Wahyu di Dispenad Mabes TNI AD, Jakarta pada Senin 11 Agustus.
“Jadi cukup saya sampaikan sampai di situ, karena tentu kami perlu mendalami beberapa hal yang nanti akan menjadi esensi pemeriksaan para tersangka,” tambahnya.
“Proses pembinaan ini dilaksanakan pada beberapa rentang waktu dan dilaksanakan kepada beberapa personel oleh personel lainnya,” ucap Wahyu.
“Sehingga harus betul-betul menyeluruh pemeriksaannya, sehingga betul-betul bisa diambil langkah-langkah yang tepat, kepada orang yang tepat sehingga pertanggungjawaban itu dapat ditegakkan, evaluasi, perbaikan juga dapat dilaksanakan untuk masa yang akan datang,” tambah dia.
-
Kronologi Versi TNI
Berdasarkan laporan dari Asintel Kasdam IX/Udayana, terungkap kronologi penyiksaan terhadap Prada Lucky. Hal ini bermula dari adanya tuduhan dugaan penyimpangan seksual dan berujung pada penyiksaan berhari-hari.
27 Juli 2025: Staf-1/Intel melakukan pemeriksaan terhadap Prada Lucky terkait dugaan penyimpangan seksual.
28 Juli 2025: Prada Lucky dilaporkan kabur dari barak untuk izin ke kamar mandi. Staf Intel Serda Lalu Parisi Ramdani melaporkan hal itu ke Danki A Lettu Inf Ahmad Faisal. Pukul 10.45 Wita, Prada Lucky diketahui berada di rumah ibu angkatnya. Dia kemudian dibawa ke Marshailing Area.
Pukul 11.05 Wita, Prada Lucky diperiksa di kantor Staf Intel. Di sinilah ia diduga dipukuli seniornya menggunakan selang. Sekitar pukul 23.30 Wita, Danyonif TP/834, Letkol Inf Justik Handinata, memerintahkan penganiayaan dihentikan. Prada Lucky kemudian dimasukkan ke dalam sel tahanan bersama Prada Ricard Junimton Bulan.
30 Juli 2025: Sekitar pukul 01.30 WIB, Prada Lucky dan Prada Ricard kembali dianiaya. Pelaku diduga empat anggota Batalyon TP 834/WM Nagekeo dan dilakukan di dalam sel.
2 Agustus 2025: Kondisi Prada Lucky memburuk. Dia muntah-muntah, sementara Prada Ricard demam. Mereka kemudian dilarikan ke Puskesmas Kota Danga.
3 Agustus 2025: Prada Ricard kondisinya membaik dan diizinkan pulang. Prada Lucky dirujuk ke RSUD Aeramo karena kondisinya yang semakin parah.
4 Agustus 2025: Kondisinya sempat dilaporkan membaik.
6 Agustus 2025: Kondisi Prada Lucky kembali menurun drastis hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia.
Selanjutnya Ada Perwira TNI Terlibat >>>
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News