Densus 88 Usut Dugaan Dana ACT Mengalir ke Kelompok Teroris

  • Arry
  • 5 Jul 2022 08:14
Yayasan Aksi Cepat Tanggap alias ACT(act/act.id)

Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri turun tangan terkait adanya dugaan aliran dana dari Aksi Cepat Tanggap alias ACT untuk mendanai kegiatan terorisme.

"Densus masih melakukan penyelidikan terhadap permasalahan ini," kata Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagbanops) Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar, di Jakarta, Senin, 4 Juli 2022.

Namun, Aswin tidak menjelaskan lebih lanjut indikasi penggunaan dana ACT itu.

Dugaan aliran dana ACT ke kegiatan terorisme diungkap Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan atau PPATK mengungkapkan ada indikasi dana ACT digunakan untuk aktivitas terlarang. Mereka pun sudah melaporkan data-datanya ke Densus 88 dan BNPT.

"Iya kami sudah proses sejak lama dan sudah ada hasil analisis yang kami sampaikan kepada aparat penegak hukum," kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana .

"Transaksi mengindikasikan demikian (penyalahgunaan). Indikasi kepentingan pribadi dan terkait dengan dugaan aktivitas terlarang. Ke Densus, BNPT ya (laporan diserahkan)," tuturnya.


Selanjutnya tanggapan ACT >>>

 

Presiden ACT, Ibnu Khajar membantah adanya aliran dana dari ACT untuk kegiatan terorisme.

"Dana yang disebut sebagai dana teroris itu dana yang mana? Jadi kalau dialokasikan dana teroris itu dana yang mana? Kami sampaikan ini supaya lebih lugas karena kami tidak pernah berurusan dengan teroris," kata Ibnu.

Ibnu heran dengan munculnya isu aliran dana ACT ke kegiatan terorisme.

"Kalau ACT dianggap radikal macam-macam misalnya sempat ada isu seperti itu kami malah sebenarnya bingung karena kami setiap program kami lakukan setiap undang entitas apakah gubernur, bupati, atau menteri hadir atau bantuan pangan yang seribu ton itu dilakukan di depan Mabes TNI, kita gunakan kerjasama waktu itu dengan Pangdam Jaya untuk distribusi bantuan dengan bagus," jelas dia.

Meski demikian, Ibnu menjelaskan, ACT pernah memberikan bantuan ke korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Pemberian bantuan itu sebagai bentuk kemanusiaan dan tidak bisa tebang pilih.

"Lalu soal dana ke Suriah, gini teman-teman, apakah ACT siapkan bantuan kepada pemerintah yang Syiah atau kepada pemberontak yang ISIS? Kami sampaikan kemanusiaan itu tidak boleh menanyakan tentang siapa yang kami bantu, agamanya apa, nggak penting," ujarnya.

"Jadi yang kami tahu ada orang tua yang sakit, ada anak-anak yang terlantar, korban perang kami terima di pengungsian di Turki, kami berikan bantuan pangan medis, dan kami tidak pernah bertanya mereka Syiah atau ISIS nggak penting buat kami, karena keluarga keluarga ini orang-orang jompo yang perlu kami bantu, mereka korban perang," jelasnya.

"Jadi ini prinsip kemanusiaan, jadi kalau dibawa ke mana-mana kami jujur aja sering bingung, sebenarnya dana yang ke teroris itu dana yang ke mana?" kata Ibnu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait