Presiden pertama RI, Soekarno, memiliki kisah mengerikan di saat perayaan Idul Adha. Proklamator itu mendapat upaya pembunuhan saat sedang Sholat Idul Adha di Istana Jakarta.
Kisah ini diceritakan cucu Bung Karno, Puan Maharani. Menurutnya, kejadian percobaan pembunuhan itu terjadi pada Hari Raya Idul Adha pada 14 Mei 1962.
"Saat itu, Bung Karno sedang salat Iduladha di Istana Jakarta, pas memasuki rakaat kedua tiba-tiba saja ada tembakan," kata Puan Maharani.
Menurut Puan, tembakan itu berasal dari empat orang yang berada di barisan keempat. Namun, para penembak kesulitan untuk membidik target yakni Bung Karno.
"Mereka kesulitan karena melihat dua orang yang mirip dengan Bung Karno," kata Puan.
Baca juga
Cuma Orang Indonesia yang Punya Gelar Haji, Ini Asal usulnya: Warisan Belanda
Bung Karno pun lolos dari maut. Namun dua anggota Detasemen Kawal Pribadi Presiden yakni Soedrajat dan Soesilo mengalami luka. Tak hanya itu, Ketua DPR KH Zainul Arifin juga ikut terluka akibat terserempet peluru.
"Mereka terluka dalam peristiwa itu," kata Puan.
Puan menjelaskan, saat pelaksanaan Sholat Idul Adha, bertindak sebagai imam adalah Ketua PBNU KH Idham Chalid. Sementara Wakil Menteri Pertama Bidang Pertahanan dan Keamanan/Kasad Abdul Harris Nasution bertindak sebagai khotib.
Saat pelaksanaan Sholat Id, Soekarno berada di barisan terdepan jemaah. Di sebelah kirinya berturut-turut ada Abdul Harris Nasution, KH Zainul Arifin, dan KH Saifuddin Zuhri.
Puan menjelaskan, empat penembak Bung Karno itu akhirnya divonis mati. Keempat orang itu adalah Sanusi Firkat, Djajapermana, Kamil dan Napdi.
Namun, Bung Karno tidak tega untuk meneken putusan eksekusi terhadap keempat orang itu.
"Karena kakek saya waktu itu meyakini bahwa pembunuh yang sesungguhnya adalah orang-orang yang menjadi dalang perbuatan itu," kata Ketua DPP PDIP itu.
Artikel lainnya: Cerita Dewi Perssik Hewan Kurbannya Ditolak Ketua RT dan Diminta Duit Rp100 Juta
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
