Suara Anies-Muhaimin Hilang 3,5 Juta di Sirekap KPU, Ini Analisis Drone Emprit

  • Arry
  • 18 Feb 2024 11:56
Real Count KPU per 17 Februari 2024(komisi pemilihan umum/kpu.go.id)

Suara paslon nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sempat melonjak 3,5 juta dalam real count KPU. Namun, tak berlangsung lama, jutaan suara itu tetiba menghilang. Drone Amprit menguak kejanggalannya.

Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengungkapkan, kejanggalan suara yang diraih Anies-Muhaimin itu terjadi pada Kamis, 15 Februari 2024 pukul 19.00 WIB.

Saat itu Anies-Cak Imin mendapat suara 31,98 persen, sedangkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka meraih 51,63 persen suara, dan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD mendapat 16,4 persen suara.

Namun, pada pukul 20.30, data tersebut tetiba berubah. Jumlah suara Anies-Muhaimin merosot dari 31,98 persen menjadi 25,43 persen.

"Kenapa, ternyata ada satu TPS di Lampung itu dikasih suara 3,5 juta, ini nggak tahu kesalahan apa disengaja atau apa, tapi ini menimbulkan kehebohan kemarin viral," kata Ismail Fahmi, Sabtu, 17 Februari 2024.

Baca juga
Suara Anies-Muhaimin Berkurang 3,5 Juta Suara di Real Count, Ini Penjelasan KPU

Ismail menjelaskan, kesalahan dalam Sirekap itu bukan hanya dialami oleh paslon Anies-Muhaimin saja. Tetapi juga dialami paslon Prabowo-Gibran dan Ganjar-Mahfud.

Menurutnya, kejadian ini telah diprediksi oleh sejumlah gerakan sipil pengawal pemilu. Sebab, sistem Sirekap KPU belum diuji untuk penyelenggaraan Pemilu 2024.

"Pertama, kami diskusi dengan teman-teman Perludem, Elsam juga, mereka melihat sirekap ini belum siap, belum dites luas sehingga ketika di rollout luar biasa banya, banyak sekali masalah dan mereka sudah menduga itu terjadi," jelasnya.

Meski demikian, Ismail menilai, suara dalam Sirekap tidak digunakan untuk menentukan pemenang pilpres. Penentuan akan dilakukan lewat perhitungan suara berjenjang yang dilakukan KPU mulai dari tingkat TPS, kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai tingkat nasional.

Meski demikian, lanjut Ismail, Sirekap menjadi alat satu-satunya bagi publik mengawasi perhitungan suara Pemilu 2024.

"Argumen bahwa sirekap hanya sebagai alat kontrol saja dari KPU saya kira tidak bisa kita terima, karena bagaimanapun ini satu-satunya cara buat publik untuk mengontrol," kata Ismail.

"Seperti disampaikan ada pola tadi kalau sudah rame di medsos baru diperbaiki," ucapnya.

Artikel lainnya: Hasil Liga Inggris: Kemenangan Mahal Liverpool, Arsenal Pesta Gol, Man City Apes

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait