Jejak Anggota TNI di Penculikan-Pembunuhan Kepala Cabang BRI Ilham Pradipta
- Arry
- 14 September 2025 15:21
Newscast.id - Seorang anggota TNI berinisial Kopda FH diduga terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang BRI, Muhammad Ilham Pradipta. Dia kini sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Komandan Polisi Militer Kodam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, mengungkapkan peran Kopda FH dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta.
"Peran yang bersangkutan perantara untuk mencari orang guna menjemput paksa (menculik)" kata Donny saat dikonfirmasi, Jumat, 12 September 2025.
Donny menjelaskan, Kopda FH sempat menghilang dari satuan tanpa izin. Dia pun tengah dicari kesatuannya. Namun dia tidak menjelaskan kapan Kopda FH ditangkap.
Baca juga
Penculikan-Pembunuhan Kacab BRI Ilham: 15 Orang Ditangkap, Ini Peran Dwi Hartono Cs
"Saat kejadian tersebut, statusnya sedang dicari oleh satuan karena tak hadir tanpa izin dinas," ucap dia.
Sementara itu Kapuspen TNI, Brigjen (Mar) Freddy Ardianzah menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan oleh Pomdam Jaya, Kopda FH terlibat dalam kasus tersebut karena dijanjikan menerima sejumlah uang.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, motifnya karena yang bersangkutan menerima sejumlah uang," ujar Freddy saat dikonfirmasi.
Freddy menjelaskan, saat ini pihaknya tengah melakukan proses penyidikan untuk melengkapi berkas Kopda FH. Kopda FH pun akan diadili di Pengadilan Militer.
"Setelah penyidikan selesai dan dinyatakan lengkap, perkara akan segera dilimpahkan ke Pengadilan Militer untuk diproses sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.
Untuk diketahui, Kepala KCP Bank BUMN Ilham Pradipta diculik di parkiran Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur pada 20 Agustus. Mayatnya kemudian ditemukan di Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi pada Kamis 22 Agustus pagi hari.
Jenazah Ilham ditemukan dengan kondisi kaki dan tangan terikat, serta mata dilakban.
Polisi telah menetapkan 15 orang sebagai tersangka, salah satunya adalah Dwi Hartono. Mereka memiliki perannya masing-masing yang terbagi ke dalam empat klaster.
Klaster pertama adalah aktor intelektual. Kedua, berperan membuntuti korban. Ketiga, bertugas menculik. Lalu, klaster yang keempat berperan menganiaya korban hingga tewas lalu membuang di Bekasi.
Artikel lainnya: Kabar Kapolri Jenderal Listyo Sigit Bakal Diganti, Istana: Belum Ada Surpres ke DPR