Kehadiran Koes Bersaudara ini sempat menimbulkan masalah bagi Pemerintahan Soekarno. Lagu-lagu mereka dilarang dimainkan oleh Presiden Soekarno karena dianggap kebarat-baratan.
Para personel Koes Bersaudara ini pun sempat dipenjara oleh rezim Orde Lama di Penjara Glodok tanpa proses pengadilan. Mereka dibebaskan setelah tiga bulan dipenjara atau pada 29 September 1965.
Usai bebas dari penjara, tak lama kemudian Nomo memutuskan keluar dari Koes Bersaudara. Alasannya dia sudah berkeluarga. Nomo kemudian banting setir menjadi pengusaha. Sementara Koes Bersaudara pun bubar dan berganti nama menjadi Koes Plus usai mengganti posisi Nomo dengan Murry.
Setelah sukses menjadi pengusaha, Nomo tampaknya gatal untuk kembali bermusik. Di akhirnya kembali membentuk grup musik. Kali ini Nomo tidak melibatkan anggota keluarganya. Grup musik itu diberi nama No Koes.
Namun, pada 1977, Koes Bersaudara akhirnya kembali reuni. Mereka pun menghasilkan sejumlah karya yang fenomenal.
Selain sukses membentuk band, Nomo juga mengorbitkan anak-anaknya sebagai artis. Mulai dari Chicha Koeswoyo yang dinenal dengan lagu Heli yang disusul lagu-lagu lainnya seperti "Bersinar Matahari", hingga "Pulang Sekolah".
Kemudian Nomo juga mengorbitkan anak keduanya Hellen Koeswoyo serta anak laki-laki bungsunya, Reza Koeswoyo. Reza sempat hits di awal 1990-an dengan lagu ciptaan Nomo yang berjudul "Batman".
Nomo menghabiskan masa tuanya di Magelang bersama dengan putra bungsunya, Reza. Uniknya, Reza menikah dengan putri dari Murry Koes Plus yang bernama Anggi Risti.
Di Magelang, Nomo bersama Reza membuka usaha bengkel body-repair mobil. Sementara di sekitar kompleks Koes Plus di Jalan Haji Nawi, Cipete, Nomo Koeswoyo juga membuka bengkel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
