Sejarah dan Filosofi Ketupat Jadi Sajian Utama Saat Lebaran

  • Arry
  • 15 Apr 2023 15:40
Makna dan filosofi ketupat(mufid majnun/unsplash)

Ketupat adalah kuliner yang biasa disajikan saat Lebaran, baik Idulfitri maupun Iduladha. Sajian berbahan beras yang dibungkus daun kelapa itu nikmat disantap bersama opor ayam, rendang, hingga sambal goreng ati.

Namun, sejak kapan ketupat menjadi sajian utama saat Lebaran?

Dalam buku Malay Annal karya Johannes de Graaf, disebutkan, ketupat sudah ada sejak abad ke-15 di Kerajaan Demak. Saat itu bentuk ketupat sudah saa seperti saat ini. Yakni berbahan beras yang dibungkus janur kelapa yang dianyam.

Pada sejarahnya, ketupat menjadi makanan khas para petani melakukan tradisi selametan yang ditujukan pada Dewi Sri, Dewi Kemakmuran. Tradisi itu dilakukan setelah masa panen.

Melihat hal tersebut, Sunan Kalijaga akhirnya menggunakan ketupat sebagai media dakwah untuk menyebarkan Islam.

Baca juga
7 Kuliner Khas Lebaran yang Paling Ditunggu di Hari Raya Idulfitri

Ketupat makin populer saat Sunan Kalijaga mengunakan ketupat sebagai simbol dari lebaran ketupat. Yakni perayaan yang dilakukan pada 8 Syawal, atau seminggu setelah Hari Raya Idulfitri dan setelah puasa Syawal.

Tradisi menyajikan ketupat saat hari raya terus berlangsung hingga saat ini. Dan kini ketupat menjadi hidangan ikonik terutama saat Lebaran Idulfitri hingga Iduladha.

Pengertian dan filosofi Ketupat

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, ketupat adalah makanan yang dibuat dari beras dimasukkan ke dalam anyaman pucuk daun kelapa, berbentuk kantong segi empat dan sebagainya, kemudian direbus, dimakan sebagai pengganti nasi.

Kemudian, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin, was Pustekkom) Kemendikbud menjelaskan, ketupat disebut juga kupat dalam bahasa Jawa atau Sunda.

Kupat sendiri memiliki arti "ngaku lepat", atau dalam bahasa Indonesia berarti "mengakui kesalahan". Selain itu, kupat juga memiliki arti "laku papat" atau empat laku yang tercermin dari empat sisi ketupat, yaitu:

  • Lebaran, dari kata dasar 'lebar' artinya pintu ampun dibuka untuk orang lain
  • Luberan, dari kata dasar 'luber' artinya melimpah dan memberi sedekah pada orang yang membutuhkan
  • Leburan, dari kata dasar 'lebur' artinya bermakna melebur dosa yang dilalui selama satu tahun
  • Laburan, merupakan kata lain 'kapur' bermakna menyucikan diri atau putih kembali seperti bayi

Baca juga
Kisah Sunan Kalijaga Modifikasi Wayang Demi Siarkan Ajaran Islam di Jawa

Bungkus yang dibuat dari janur kuning melambangkan penolak bala bagi orang Jawa. Sementara bentuk segi empat dalam ketupat memiliki arti “kiblat papat lima pancer”, yang artinya ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah swt.

Mengenai anyaman pada ketupat, mencerminkan berbagai macam kesalahan manusia. Sedangkan warna putih ketupat ketika dibelah dua mencerminkan kebersihan dan kesucian setelah mohon ampun dari kesalahan.

Demikian sejarah dan filosofi ketupat yang kini menjadi sajian utama Lebaran Idulfitri.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait