Setiap 28 Oktober kita selalu memperingati Hari Sumpah Pemuda. Ini merupakan peristiwa bersejarah bagi pemuda Indonesia saat memperjuangkan kemerdekaan.
Bagaimana sejarahnya?
Proses Sumpah Pemuda 1928 ini diawali dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo pada 1908. Hal tersebut mendorong barisan pemuda lainnya untuk membentuk organisasi kepemudaan.
Kemudian lahirlah Jong Java (pada 1918), Jong Sumateranen (1917), Jong Ambon (1918), Jong Celebes (1919), hingga Jong Betawi (1927).
Organisasi kepemudaan itu kemudian sepakat menggelar kongres pemuda. Tujuannya, untuk memajukan paham pemersatu bangsa.
Maka diadakanlah Kongres Pemuda I pada 1926. Kongres yang digelar di Yogyakarta ini menghasilkan kesepakatan:
a. Cita-cita semua pemuda Indonesia, untuk memerdekakan Indonesia.
b. Perkumpulan pemuda dijadikan upaya untuk mengumpulkan persatuan organisasi pemuda dalam satu wadah.
Selanjutnya Kongres Pemuda II >>>
Setelah itu, kembali digelar Kongres Pemuda pada 1928. Kongres Pemuda II ini digagas Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI). PPPI merupakan organisasi pemuda yang memiliki anggota pelajar dari seluruh Indonesia.
Kongres Pemuda II ini kemudian digelar dalam tiga kali rapat. Panitia Kongres Pemuda II ini terdiri dari:
Ketua : Soegondo Djojopoespito (PPPI)
Wakil Ketua : R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
Sekretaris : Moehammad Yamin (Jong Sumateranen Bond)
Bendahara : Amir Sjarifuddin (Jong Bataks Bond)
Pembantu : Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond), R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia), Senduk (Jong Celebes), Johanes Leimena (Jong Ambon), dan Rochjani Soe'oed (Pemoeda Kaoem Betawi)
Rapat pertama digelar Sabtu, 27 Oktober 1928. Rapat dilakukan di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Ketua PPPI Sugondo Djojopoespito, berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dengan pemuda.
Acara kemudian dilanjutkan dengan pemaparan Moehammad Jamin. Dia menjelaskan arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. M Jamin menjelaskan, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia. Yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Pada rapat kedua, yang digelar pada Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop. Rapat membahas masalah pendidikan. Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro yang menjadi pembicara, menyatakan anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.
Masih hari yang sama, digelar pula rapat ketiga. Namun kali ini digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Pada rapat ini, Soenario menyoroti pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan.
Selanjutnya Teks dan Makna Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 >>>
Kongres pun ditutup dengan menghasilkan rumusan yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Isinya:
Soempah Pemoeda
Pertama
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe,
Tanah Indonesia.
Kedua
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe,
Bangsa Indonesia.
Ketiga,
Kami Poetra dan Poetri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean,
Bahasa Indonesia.
Pada saat penutupan, Wage Rudolf Soepratman untuk pertama kalinya memperdengarkan lagu "Indonesia Raya" di depan umum. Lagu ini mendapat sambutan yang meriah dari peserta kongres. Lagu ini pun ditetapkan sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
Makna Ikrar Sumpah Pemuda
Dikutip dari e-Modul Kemendikbud di laman Kemendikbud, tiga ikrar tersebut memiliki makna yang dalam saat itu.
Pertama, Memaknai rasa cinta tanah air. Ikrar ini menunjukkan semangat dan pengakuan para pemuda akan raas cinta tanah air yang mendorong para pemuda untuk berjuang dalam satu kesatuan.
Kedua, Menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia. Ikrar ini bentuk pengakuan dan kebanggaan dari para pemuda danpemudi Indonesia saat itu akan tanah air dan negaranya sendiri.
Ketiga, Menekankan kebanggaan akan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia dapat mempersatukan keragaman suku-suku yang berbeda dalam berkomunikasi.
Selain itu, Sumpah Pemuda ini juga memiliki makna ajakan menjaga keutuhan bangsa yang menganut asas demokrasi dalam kehidupan. Proses demokrasi ini sudah ditunjukkan dalam Kongres Pemuda II dalam mengambil keputusan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News