Proses evakuasi terhadap pendaki asal Brasil, Juliana Marins, mendapat sorotan. Penyelamatan dinilai lamban sehingga korban meninggal dunia di jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani.
Juliana terjatuh ke jurang saat hendak mendaki Gunung Rinjani pada Sabtu, 21 Juni 2025 dan diketahui masih hidup. Juliana baru dapat dievakuasi pada Rabu, 25 Juni dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Warganet mempertanyakan kenapa tim SAR tidak menggunakan helikopter untuk menjangkau korban di jurang Gunung Rinjani. Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas buka suara.
Kasubdit RPDO (Pengarahan dan Pengendalian Operasi) Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia (KMM), Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan, tak semua evakuasi korban kecelakaan di gunung dapat dilakukan dengan menggunakan helikopter.
Baca juga
Turis Wanita Asal Brasil Jatuh ke Jurang Rinjani, Ini Kronologinya
"Penggunaan heli tergantung pada kondisi medan, cuaca, serta karakteristik lokasi dan teknis penerbangan," kata Emi dalam keterangannya.
Ada empat alasan teknis dan keselamatan kenapa helikopter tak selalu dapat digunakan untuk evakuasi, terutama di Gunung Rinjani. Berikut alasannya:
1. Medan vertikal
Emi menjelaskan, korban terjatuh di lereng atau jurang yang curam yang tidak memiliki ruang cukup untuk manuver helikopter. terutama untuk melakukan hovering (menggantung di udara) maupun landing.
"Jika tidak ada tempat mendarat atau menurunkan winch dengan aman, maka heli tidak bisa digunakan," ujarnya.
Baca juga
Pendaki Brasil Juliana Ditemukan Tewas di Jurang Sedalam 600 Meter di Gunung Rinjani
2. Turbulensi dan angin lereng
Menurut Emi, penggunaan helikopter sulit dilakukan pada gunung tinggi, terutama jurang dan lembah. Kondisi ini membuat potensi adanya angin vertikal dan turbulensi yang sangat berbahaya.
Angin dapat membuat baling-baling tak stabil dan membuat daya angkat hilang.
3. Visibility dan cuaca buruk
Kondisi di Gunung Rinjani selalu diliputi dengan awan rendah, kabut, dan angin kencang yang memengaruhi jarak pandang pilot dan kestabilan helikopter.
"Di Rinjani, tim heli dari PT AMMAN dan Basarnas pun melaporka evakuasi tidak memungkinkan karena kabut tebal dan angin keras," jelas dia.
4. Debu vulkanik dan batuan longgar
Emi menjelaskan, kondisi di Gunung Rinjani yang diselimuti pasir vulkanik dan medan berdebu dapat terangkat akibat sapuan baling-baling helikopter. Kondisi ini membahayakan bagi mesin, rotor, dan personel penyelamat.
Artikel lainnya: Bicara Gencatan Senjata, Khamenei: Israel Bakal Hancur Jika Tak Dibantu AS
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News