Pengakuan Siswa SMAN 1 Cimarga Lebak yang Ditampar Kepsek Gegara Merokok di Sekolah

  • Arry
  • 14 Okt 2025 22:14
Ratusan siswa SMAN 1 Cimarga Lebak, Banten mogok sekolah sebagai protes insiden Kepala Sekolah diduga menampar murid yang ketahuan merokok(ist/ist)

Newscast.id - Seorang siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, bernama ILP, memicu aksi 630 murid lainnya untuk mogok sekolah. Alasannya, ratusan murid itu protes atas hukuman yang diterima ILP usai ketahuan merokok di sekolah.

ILP diketahui kepergok sedang merokok oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, saat kegiatan Jumat Bersih pada 10 Oktober 2025. ILP mengaku ditampar sang Kepsek.

"Saya kaget waktu ketemu Kepsek, rokok langsung saya buang, tapi disuruh nyari lagi sama Kepsek. Enggak ketemu (puntung rokoknya), lalu kepsek bilang saya bohong," kata ILP kepada wartawan.

ILP mengatakan, saat itu Kepsek Dini Fitria menuding dirinya berbohong. Kepsek kemudian marah dan melakukan kekerasan serta melontarkan kata-kata kasar terhadap dirinya.

Baca juga
Siswa Diduga Ditampar Kepsek SMAN di Lebak Gegara Merokok, 630 Murid Mogok Sekolah

"Terus beliau marah, nendang saya di punggung, terus nampol saya di pipi kanan. Kepsek juga bilang goblok, anjing, terus nyuruh saya nyari lagi rokoknya, padahal udah enggak ada," ujarnya.

"Beliau masih marah-marah, bilang enggak menghargai dan katanya baru pertama kali marah sampai seperti itu," kata ILP.

Penjelasan Kepsek

Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Fitria, tak membantah telah menampar ILP. Dia menyatakan tamparan itu pelan karena emosi siswanya telah berbohong.

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan tidak ada pemukulan keras," kata Dini.

"Saya tidak menendang, hanya menepuk bagian punggung. Itu pun karena emosi spontan, tidak ada luka atau bekas apa pun," sambungnya.

Dini beralasan, tindakan itu dia lakukan karena ILP mencoba melarikan diri usai kepergok sedang merokok di sebuah warung di sekitar sekolah.

"Saya lihat dari jarak 20-30 meter ada asap rokok di tangan itu. Saya panggil dengan suara keras, karena jaraknya cukup jauh, anak itu langsung lari," ujarnya.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," tutupnya. 

Artikel lainnya: Truk Pengangkut Sapi Terguling di Nagrek: 1 Orang Tewas, 2 Ekor Sapi Mati, 3 Kabur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait