Newscast.id - Kasus perundungan atau bully terjadi di SMP Negeri 19 Tangerang Selatan, Banten. MH, siswa kelas VII, meninggal dunia usai diduga menjadi korban bullying teman-temannya.
Kabar perundungan ini diungkapkan kakak sepupu korban, Rizky. Menurutnya, adiknya itu kerap dibully temannya sejak masuk SMPN 19 Tangsel itu atau saat masa Pengenalan LIngkungan Sekolah (MPLS).
“Sejak masa MPLS," kata Rizky.
Sementara ibu korban, Y, mengungkapkan, anaknya kerap diejek teman-temannya. Tak hanya itu, MH juga kerap mengalami kekerasan fisik.
Baca juga
Kisah Siswa Korban Bully di SMA Binus Simprug: Bapak Mereka Ketua Partai, DPR, MK
“Sering ditusukin sama sedotan tangannya. Kalau lagi belajar, ditendang lengannya. Asal nulis ditendang, sama punggungnya itu dipukul,” kata Y.
Puncak kekerasan terjadi pada Senin, 20 Oktober. Saat itu, kepala MH dihantam menggunakan kursi besi oleh rekan sekelasnya.
Setelah kejadian itu, MH mengeluhkan sakit di bagian kepala. Keluarga pun melakukan pendalaman, ternyata korban mengaku mendapatkan perundungan dari teman-temannya. Korban mengaku kerap dipukul hingga ditendang.
Rizky menjelaskan, adiknya itu sempat dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Kota Tangsel. Namun, karena kondisinya makin menurun, MH kemudian dirujuk ke RS Fatmawati, Jakarta Selatan.
"(Kondisi) sangat memprihatinkan badan udah nggak bisa dibawa jalan, pada lemas semua seluruh tubuhnya, mata sedikit rabun, sering pingsan dan ga mau makan,” jata Rizki pada 10 November lalu.
Baca juga
Kata Polisi Soal Kematian Mahasiswa Unud Timothy Anugerah, Bunuh Diri Gegara Bully?
Menurut Rizky, pihak keluarga terduga pelaku pernah menanggung biaya scanning dan satu kali terapi adiknya. Namun, bantuan itu kemudian terhenti.
"Pihak keluarga pelaku kemarin bertanggung jawab untuk scanning dan terapi satu kali. Untuk pengobatan sekarang di RS katanya nggak ada uang," ucapnya.
Pada Selasa, 11 November, MH masuk ruang ICU dengan intubasi. Sejak itu, kondisinya terus menurun. Usai sepekan dirawat, MH meninggal dunia.
“Pukul enam pagi, keluarga di rumah mendapat kabar dari paman korban yang menjaga di rumah sakit,” kata kuasa hukum keluarga, Arvian, pada Minggu, 16 November.
Tumor baru terdeteksi
Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie, membenarkan kabar meninggalnya MH. Dia menjelaskan, pihak medis menemukan kondisi kesehatan lain dalam tubuh MH.
“Jadi memang si anak ini sudah menderita tumor, memang baru ketahuan saja. Terpicu, kemarin dengan kejadian itu,” ujar Benyamin.
Benyamin menegaskan, Pemkot Tangsel akan menelusuri lebih lanjut kondisi medis tersebut.
"Prosesnya saya serahkan kepada polisi, kalau yang bersangkutan memang keluarga korbannya mengadukan, itu kita serahkan kepada Pak kapolres," jelasnya.
Enam saksi diperiksa
Kasi Humas Polres Tangsel AKP Agil Sahril mengatakan, kasus ini sudah diselidiki. Pihaknya sudah memeriksa enam saksi, termasuk guru-guru yang mengajar MH.
“Penyidik sudah meminta keterangan klarifikasi dari beberapa saksi, ada enam orang termasuk guru pengajar,” kata Agil, Minggu, 16 November.
Menurutnya, penyelidik juga beberapa kali meminta keterangan korban dengan pendampingan keluarga, KPAI, Dinas Pendidikan, dan UPTD PPA Kota Tangsel.
“Petugas juga membuat laporan informasi sebagai dasar dimulainya penyelidikan secara resmi,” jelas Agil.
Artikel lainnya: Innalillahi, Istri Wiranto Meninggal Dunia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News