Ibu Dipaksa Lahiran Normal Hingga Bayi Meninggal di RSUD Jombang, Ini Kronologinya

  • Arry
  • 1 Agt 2022 18:06
Ilustrasi bayi(@lumapimentel/unsplash)

Kisah seorang ibu kehilangan bayi yang baru dilahirkan gegara dipaksa lahiran normal di RSUD Jombang viral di media sosial. Padahal si ibu sudah mendapat rujukan untuk operasi caesar.

Bayi tersebut adalah anak dari pasangan Yopi Widianto (26) dan Rohma Roudotul Jannah (29) yang menjalani persalinan di RSUD Jombang.

Yopi menceritakan kisah kehilangan bayinya tersebut. Menurutnya, kejadian ini berawal pada 28 Juli. Saat itu istrinya, yang udah hamil 9 bulan, melakukan kontrol di Puskesmas Sumobito, Jombang.

Pihak Puskesmaas menyatakan ibu Rohma sudah bukaan 3. Dia pun kemudian dirujuk ke RSUD Jombang untuk menjalani perasi caesar.

"Kata istri saya sih gitu (pihak puskesmas merujuk ke RSUD Jombang agar dioperasi caesar), saya kurang tahu juga. Saat tanggal 13 Juli kontrol di sini juga menyarankan caesar," kata Yopi, Senin, 1 Agustus 2022.

    Kisah pilu seorang ibu kehilangan bayi karena dipaksa lahiran normal di RSUD Jombang

"Karena istri saya mengidap gula darah dan darah tinggi, bayinya juga gemuk," kata Yopi.

Menurut Yopi, dia dan istrinya kemudian ke RS Jombang. Setibanya di rumah sakit sekitar pukul 09.00 WIB, Rohma sudah mengalami bukaan 5. Saat itu, Rohma ditempatkan di ruang bersalin, poli kandungan RSUD Jombang.

Sekitar pukul 17.00 WIB, pintu rahim Rohma sudah bukaan 8. Namun, di saat-saat genting itu petugas medis masih terus melakukan observasi. Mereka pun menetapkan persalinan secara normal pada pukul 18.30 WIB.

Petugas medis beralasan, bukaan rahim ibu Rohma cepat. Sehingga tidak perlu operasi caesar, dan bisa lahiran dengan normal.

"Saat itu disuruh lahiran normal, sedangkan istri saya sudah tanya dua tiga kali ke perawat, kok tidak caesar? 'Kita usahakan', begitu jawabannya," ujarnya.

Yopi yang mengaku menemani istrinya selama proses persalinan melihat kondisi istrinya sudah tidak kuat lagi untuk mengejan. Kondisi ibu Rohma yang mengidap gula darah dan darah tinggi itu kemudian lemas.

"Kemudian divakum atau disedot hanya bisa keluar kepalanya, kondisi bayi sudah meninggal. Para perawat panik, menelepon dokter, dokter datang, ditangani tidak berhasil. Sampai 4 dokter tidak berhasil," ujarnya.

Yopi menjelaskan, sekitar pukul 21.00 WIB, proses persalinan sempat dihentikan dengan kondisi kepala bayi sudah keluar. Dokter kemudian meminta izin dirinya untuk melakukan pemisahan anggota tubuh agar bayi bisa keluar dari rahim istrinya. Hal ini juga dilakukan agar istrinya selamat.

"Saya setujui proses itu karena tidak ada cara lain agar bayi bisa keluar dan ibunya bisa selamat," jelasnya.


Selanjutnya viral di Twitter >>>

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait