Buntut Hina Ibu Negara Jadi Pembantu, Akun Kharisma Jati Buat Surat Permintaan Maaf

  • Arry
  • 18 November 2022 10:20
Ibu Negara Iriana Jokowi foto bareng Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon Hee(sekretariat presiden/sekretariat presiden)

Nama Kharisma Jati menjadi sorotan. Cuitannya soal Ibu Negara pembantu menuai kontroversi. Kini akun Kharisma Jati membuat surat terbuka permintaan maaf kepada keluarga Presiden Joko Widodo.

Hal ni bermula saat akun Twitter @KoprofilJati menguunggah foto Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan Ibu Negara Korea Selatan, Kim Kun Hee, pada 17 November 2022.

"Bi, tolong buatkan tamu kita minum."
"Baik, Nyonya."

Baca juga
Ibu Negara Iriana Diolok Usai Foto dengan Ibu Negara Korsel, Gibran-Kaesang Ngamuk

Cuitan itu dianggap telah menghina Ibu Negara Iriana Jokowi. Belakangan akun @KoprofilJati menghapus cuitan tersebut.

Meski sudah dihapus, tangan-tangan netizen sudah banyak yang melakukan tangkapan layar dari cuitan tersebut. Hal ini pun mengundang kemarahan dari dua anak Iriana, Gibran Rakabuming dan Kaesang Pangarep.

Kini muncul sebyah surat terbuka dari akun Kharisma Jati di Facebook. Surat terbuka itu berisi permintaaan maaf keluarga Presiden Jokowi. Kali ini bukan di Twitter, namun di Facebook.

Berikut isi Surat Terbuka Kharisma Jati:

Surat Terbuka Permintaan Maaf

Kepada Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berserta seluruh Keluarga Besar Kepresidenan.

Dengan ini saya, Kharisma Jati, meminta maaf kepada Keluarga Besar Presiden RI atas unggahan saya di media sosial yang menyinggung perasaan anggota keluarga Bapak Presiden Joko Widodo, termasuk kerabat; staf; dan pejabat di lingkungan kepresidenan. Permintaan maaf ini saya nyatakan dengan tulus dari lubuk hati yang paling dalam, tanpa unsur keterpaksaan maupun kepura-puraan.

Dan jika dari pihak terkait bermaksud mengadakan tuntutan hukum maka saya akan menerima dengan lapang dada atas segala hukuman yang adil dan setimpal.

Namun tidak ada sedikitpun permintaan maaf saya terhadap para pendukung fanatik rezim ini, yang merasa bisa berbuat sesukanya sendiri tanpa mengindahkan moral dan etika, karena saya bukan penjilat; pembeo; maupun perundung, dan tidak sedikitpun saya membenarkan perbuatan semacam itu. Framing, fitnah, dan ujaran kebencian yang mereka buat hanya mencerminkan arogansi dan kemunafikan mereka.

Demikian surat terbuka ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun.

 

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan