Ratusan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) menyurati Presiden Prabowo Subianto. Isinya membahas soal kondisi dunia kedokteran dan kesehatan di Tanah Air yang disebut tengah memprihatinkan.
Guru Besar FK UI menyoroti soal hilangnya independensi kolegium kedokteran saat ini. Terutama terkait maraknya mutasi mendadak yang dialami sejumlah dokter.
"Sebagai para pendidik dan praktisi di bidang kedokteran, kami merasa terpanggil untuk menyampaikan beberapa hal yang kami nilai penting bagi masa depan kualitas layanan kesehatan masyarakat Indonesia," tulis surat yang disampaikan 121 Guru Besar FK UI ke Prabowo pada Jumat, 16 Mei 2025.
Guru Besar FK UI itu menjelaskan, saat ini kolegium kedokteran telah kehilangan independensinya. Hal itu terjadi usai adanya perubahan tata kelola kolegium yang kini berada di bawah Kementerian Kesehatan.
Baca juga
Dokter PPDS Gigi UI Ditangkap Usai Rekam Mahasiswi Lagi Mandi
Perubahan tata kelola kolegium itu dikhawatirkan dapat menggangu independensi serta obyektivitas. Terutama dalam penentuan standar pendidikan dan kompetensi profesi.
Selain itu, sorotan lainnya adalah terjadinya disintegrasi antara rumah sakit pendidikan dan fakultas kedokteran. Selain itu marak terjadi mutasi mendadak yang dialami sejumlah staf medis sekaligus dosen.
Pernyataan sikap Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia atau FK UI
Guru Besar FK UI menilai, rangkaian peristiwa itu akan berdampak pada kesinambungan pendidikan dokter spesialis dan subspesialis.
"Serta berpotensi menurunkan kualitas layanan dan pendidikan kedokteran nasional," tulis pesan dari ratusan Guru Besar FK UI ke Prabowo.
Guru Besar FK UI pun berharap Prabowo dapat mengembalikan fungsi kolegium seperti semula. Yakni diserahkan kepada para ahli di bidangnya, sehingga tetap independen dan profesional.
Selain itu mereka juga berharap Prabowo dapat kembali membangun kembali kemitraan yang sehat antara Kementerian Kesehatan, rumah sakit Kementerian Pendidikan Tinggi, serta kolegium.
Duduk Masalah
Kasus ini mencuat usai adanya dugaan pembentukan kolegium kedokteran tandingan oleh Kementerian Kesehatan. Hal ini terjadi usai sejumlah dokter anak dimutasi secara sepihak.
Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso menduga mutasi berhubungan dengan sikap organisasi terkait pengambilalihan kolegium. Apalagi dokter-dokter yang terkena mutasi adalah pengurus dari IDAI.
dr Piprim menilai, kolegium kedokteran seharusnya bersifat independen dan dibentuk kelompok ahli tiap disiplin ilmu kesehatan. Hal ini mengacu pada UU Kesehatan.
Artikel lainnya: Bukan Ijazah Asli, Jokowi Serahkan Fotokopi Ijazah ke Polda Metro Jaya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News