Fakta Sebenarnya di Balik Video Bocah Naik Styrofoam yang Viral

  • Arry
  • 25 Sep 2021 21:04
Viral bocah SD naik styrofoam seberangi sungai(ist/ist)

Sebuah video seorang bocah SD mengayuh styrofoam viral di media sosial. Bocah itu terlihat mengenakan seragam SD dan disebut tengah menyeberangi sungai dengan styrofoam itu.

Peristiwa tersebut terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Dalam narasi video yang viral, disebutkan bocah-bocah itu menyeberangi sungai dengan menggunakan styrofoam saat berangkat sekolah. Netizen pun mempertanyakan fasilitas infrastruktur di tempat tersebut.

Dilansir dari sumeks.co, video yang viral ini diambil di Desa Kuala Sungai 12 Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten OKI.

Hartoni, selaku Kepala Desa Kuala Sungai 12 pun buka suara. Menurutnya, desa yang dipimpinnya terdiri dari beberapa dusun dengan jumlah penduduk mencapai 540 kepala keluarga.

Sebagian besar warga tinggal di daratan. Dan sebagian lainnya tersebar di kuala-kuala di Selat Bangka itu.

“Ada sekitar seratusan KK yang menetap di kuala tersebut. Mata pencaharian mereka adalah nelayan dan sarang burung wallet. Tranportasi utama mereka melalui jalur air. Secara ekonomi mereka cukup sejahtera dari hasil laut dan burung wallet” jelas Hartoni.

Viral Bocah SD naik styrofoam

Mengenai video bocah naik styrofoam, Hartoni menjelaskan, sekolah dasar di wilayahnya berada di Dusun Buntuan Kuala Sungai Dua Belas. Di Desa tersebut terdapat 2 SD yakni di Dusun Darat dan Dusun Buntuan.

“Siswanya paling banyak di SD Darat, sebagian di Dusun Buntuan tadi” Terangnya.

Menurutnya, anak-anak SD itu memang terbiasa menggunakan styrofoam untuk bermain di sungai.

“Jadi itu bukan mau berangkat sekolah. Tapi bermain-main sepulang sekolah dan belum berganti baju. Itu biasa bagi anak-anak kami yang tinggal di laut seperti disini. Kalau sehari-hari mereka diantar orang tuanya menggunakan sampan untuk bersekolah atau beraktivitas lain. Orang tuanya orang mampu, bahkan punya speedboat," jelasnya.

Hartoni menjelaskan, jembatan menuju sekolah bukanlah prioritas utama warga desanya. Karena sebagian besar warga terbiasa menggunakan transportasi air.

“Kami yang berada diperairan seperti ini terbiasa menggunakan tranportasi air karena lebih mudah aksesnya, jangan dibesar-besarkanlah," ujarnya.

 

Baca Juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait