8 Nabi dan 11 Golongan yang Bertemu Nabi Muhammad Saat Isra Mi'raj

  • Arry
  • 8 Feb 2024 08:13
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW di Haiga Sofia, Istanbul, Turki(Rumman Amin/unsplash)

Isra Mi'raj merupakan peristiwa yang sangat fenomenal bagi umat Islam. Peringatan Isra Mi'raj kali ini diperingati pada 8 Februari 2024 atau bertepatan 27 Rajab 1445 Hijriah.

Peristiwa Isra Mi'raj merupakan sebuah peristiwa perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW yang terbagi dalam dua proses. Dalam perjalanan ini, Rasulullah SAW ditemani Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail.

Perjalanan pertama atau peristiwa Isra, yakni saat Nabi Muhammad melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi menuju Masjidil Aqsa di Palestina. Setelah itu, Rasulullah melakukan perjalanan Mi'raj yakni dari Masjidil Aqsa menuju Sidratul Muntaha.

Selama melakukan perjalanan ini, Nabi Muhammad diberi kendaraan yang disebut Buroq. Yakni hewan berbulu putih, tinggi melebihi himar atau hewan seperti keledai, dan lebih pendek dari bighol atau keturunan silang antara kuda betina dan keledai jantan. Malaikat Jibril menampingi di sisi kanan dan Malaikat Mikail di sisi kiri Rasulullah SAW.

Dalam perjalanan Isra, atau dari Makkah di Arab Saudi menuju Masjidil Aqsa di Palestina, Nabi Muhammad bertemu dengan 11 golongan dengan segala tingkah lakunya.

Mengutip kitab Dardir Miraj karya Syekh Najmudin Al-Ghaithi, 11 golongan itu adalah:

  1. Orang-orang yang gemar bersedekah yang digambarkan dengan panen yang tak berhenti-henti
  2. Orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada agama Allah yang dicontohkan dari bau harum keluarga besar Masyitah yang dimasak hidup-hidup oleh Fir‘aun karena tidak mau mengakuinya sebagai Tuhan
  3. Pemalas mengerjakan shalat fardhu yang akan mendapat siksaan berupa kepala yang pecah dan kembali utuh dan berlangsung berkali-kali
  4. Orang-orang yang enggan bersedekah yang diibaratkan memakan pohon dhari' (pohon kering dan berduri), zaqqum (tumbuhan yang rasanya pahit) dan batu yang panas
  5. Pezina yang lebih memilih wanita lain di luar istrinya sendiri yang diibaratkan dengan memilih daging busuk daripada daging empuk
  6. Para perampok atau pembegal yang akan mendapat balasan terbakar oleh kayu di tengah jalan akibat kelakuannya sendiri
  7. Pemakan harta riba yang diibaratkan seperti orang yang berenang di sungai yang penuh darah
  8. Golongan orang yang rakus jabatan yang diibaratkan dengan orang memikul kayu bakar berat di pundaknya, namun masih terus ingin menambah kayunya walaupun sebenarnya mereka tidak kuat memikulnya
  9. Para dai yang tidak mengamalkan ucapannya yang diperlihatkan lidah dan mulutnya dipotong dengan menggunakan gunting besi berulang-ulang
  10. Para pengumpat yang digambarkan dengan golongan orang yang berkuku panjang dan terbuat dari tembaga yang mencakar-cakar muka mereka dengan kuku tersebut
  11. Golongan provokator yang karena ulahnya menimbulkan masalah besar yang diibaratkan dengan keluarnya seekor sapi yang besar dari lubang kecil. Setelah itu sapi tersebut tidak mampu kembali masuk ke lubang.

Sementara itu, saat perjalanan menuju Sidratul Muntaha untuk bertemu langsung dengan Allah Sallalahu Alaihi Wassalam, Nabi Muhammad bertemu dengan delapan nabi pendahulunya. Mereka terlihat di lapisan-lapisan langit.

Dalam Sirah Nabawiyah (Syekh Syafiyyurrahman al-Mubarakfuri, 2012), delapan nabi yang bertemu dengan Nabi Muhammad SAW adalah:

  1. Nabi Adam yang bertemu di langit lapis pertama
  2. Nabi Yahya yang bertemu di langit lapis kedua
  3. Nabi Isa yang bertemu di langit lapis kedua
  4. Nabi Yusuf yang bertemu di langit lapis ketiga
  5. Nabi Idris yang bertemu di langit lapis keempat
  6. Nabi Harun yang bertemu di langit lapis kelima
  7. Nabi Musa yang bertemu di langit lapis keenam
  8. Nabi Ibrahim yang bertemu di langit lapis ketujuh

Perjalanan Nabi Muhammad SAW berakhir di Sidratul Muntaha. Di sana, Nabi Muhammad langsung mendapat perintah dari Allah SAW untuk melakukan shilat lima waktu.


Apa itu Sidratul Muntaha?

Mengutip NU Online, Sidrotul Muntaha adalah sebatang pohon besar. Di tunasnya mengalir empat sungai menuju surga. Adapun dua sungai mengalir ke bumi. Daunnya selebar telinga gajah yang terdapat belalang emas.

Istimewanya, hanya Rasulullah SAW yang diizinkan masuk ke Sidratul Muntaha, sementara Nabi Jibril yang menemaninya, tidak diperbolehkan masuk.

Penjelasan Sidratul Muntaha dalam Al Qur'an terdapat dalam empat ayat, yakni surat Saba’ [34] ayat 16 dengan makna pohon bidara; surat al-Waqi’ah [56] ayat 28 dengan makna pohon bidara yang tidak berduri; serta surat an-Najm [53] ayat 14 dan 16, yang juga bermakna pohon namun hanya Allah yang mengetahui hakikatnya.

Dalam surat an-Najm, disebutkan Sidratul Muntaha terletak di dekat surga. Hal ini sebagaimana ayat, "Di dekatnya ada surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya.” (QS. an-Najm [53]: 13-14).

Dijelaskan para ulama, maksud sesuatu yang melingkupi di atas adalah cahaya. Demikian sebagaimana yang digambarkan hadits berikut:

“Ketika dimi’rajkan ke langit, aku dinaikkan ke Sidratul Muntaha. Kemudian, aku melihat cahaya yang agung. Daun-daun Sidratul Muntaha itu seperti kuping-kuping gajah dan buah-buahnya seperti kendi besar. Di sana ada empat sungai yang dari akarnya keluar dua sungai luar dan dua sungai dalam. Saat itu, aku bertanya, ‘Apa ini, Jibril?’ Ia menjawab, ‘Dua sungai dalam adalah dua sungai di surga, sedangkan dua sungai luar adalah sungai Nil dan Eufrat,’” (HR Ahmad).

Pohon tersebut berada di atas langit ketujuh, di sebelah kanan ‘Arasy, dengan daun-daun seperti kuping-kuping gajah, buah-buahnya seperti kendi besar, dahan-dahannya berupa mutiara, yaqut, dan, zabarjad. (Lihat: Tafsir Muqatil bin Sulaiman, juz IV/160).

Setiap daunnya ditempati malaikat yang selalu berzikir pada Allah sehingga Sidratul muntaha layak disebut puncak ketinggian yang diketahui makhluk.

Artikel lainnya: Lagi Viral, Cek 5 Titik Kritis Kehalalan Cromboloni Versi MUI

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait