Kantongi Izin BPOM, Ini Spesifikasi Vaksin Pfizer yang Diklaim Miliki Efikasi 100%

  • Arry
  • 17 Jul 2021 07:18
Vaksin Pfizer(Mika Baumeister/unsplash)

Vaksin Covid-19 Pfizer akhirnya mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM agar dapat digunakan darurat alias Emergency Use Authorization/EUA di Tanah Air.

Kepala BPOM Penny K Lukita mengatakan, vaksin Pfizer ini akan menjadi vaksin berikutnya yang akan didatangkan ke Indonesia untuk memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri.

"Ini merespons kesepakatan yang sudah berjalan antara Kementerian Kesehatan RI dengan produsen PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE bekerja sama untuk penyediaan vaksin Pfizer yang akan datang sepanjang tahun 2021," kata Penny dalam keterangan secara virtual pada Kamis (15/7).

Penerbitan EUA untuk vaksin Pfizer dilakukan atas kerja sama dengan Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dalam melakukan kajian secara intensif terhadap mutu, khasiat dan keamanan vaksin di Indonesia.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, saat ini Kemenkes telah menjalin kerja sama dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE untuk menyediakan 50 juta dosis vaksin Covid-19 (BNT 162b2).

Perjanjian penyediaan vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen global Pfizer/BioNTech guna membantu mengatasi pandemi Covid-19.

Rencananya vaksin Pfizer yang akan datang tersebut merupakan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah. "Pfizer nantinya digunakan dalam program vaksinasi pemerintah," kata dr Siti.

 



Lalu apa saja spesifikasi dari vaksin produksi Pfizer Australia Pty Ltd. tersebut, ini penjelasan dari BPOM:

1. Berbasis mRNA

Vaksin Pfizer yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA).

Platform ini adalah pengembangan metode baru. Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.

Vaksin Pfizer akan bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang bisa memicu respons imun di dalam tubuh.

Respons imun inilah yang akan menghasilkan antibodi yang akan melindungi dari infeksi saat virus corona memasuki tubuh.


2. Tidak akan mempengaruhi DNA

Meskipun vaksin Pfizer dikembangkan melalui teknologi genetik, namun vaksin berbasis mRNA tak akan mempengaruhi atau berinteraksi dengan DNA manusia dengan cara apapun.

Adapun teknologi vaksin mRNA di masa depan nantinya akan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan pada beberapa penyakit sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang bisa dicegah dengan vaksin.

Bahkan vaksin dari Pfizer maupun Moderna yang menggunakan metode mRNA saat ini disebut-sebut sebagai salah satu vaksin virus corona yang kuat di dunia.


3. Efikasi vaksin

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer pada 14 Juli 2021.

Dari hasil uji klinis fase ketiga vaksin Pfizer menunjukkan efikasi vaksin mencapai 100 persen pada kelompok usia 12-15 tahun.

Sementara saat vaksin diberikan kepada usia 16 tahun ke atas, efikasinya turun namun tidak signifikan, yaitu angkanya menjadi 95,5 persen.

"Dan data uji klinik fase III menunjukan efikasi comirnaty, pada usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada usia remaja 12-15 tahun adalah 100 persen," ujar Penny.


4. Waktu pemberian

Vaksin Pfizer dan BioNTech diberikan melalui injeksi sebanyak dua kali dalam rentang waktu tiga pekan.

Adapun dari data imunogenitas, menunjukkan pemberian dua dosis vaksin yang diberinama vaksin comirnaty ini, dalam selang tiga minggu menunjukkan respons yang baik.

BPOM menyebut dari sejumlah kajian menunjukkan keamanan vaksin Pfizer bisa ditoleransi pada semua kelompok usia.


5. Ampuh melawan varian baru

Menurut sejumlah penelitian, vaksin Pfizer terbukti dapat melindungi dari varian Beta (B.1.351) yang berasal dari Afrika Selatan dan varian Alpha (B.1.1.7) yang berasal dari Inggris.

Pada sebuah kajian yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM) disebutkan bahwa vaksin dapat melawan varian Alpha dan Beta.

Sementara untuk infeksi varian Alpha yang didokumentasikan, efektivitas vaksin Pfizer mencapai 89,5 persen pada 14 hari atau lebih setelah suntikan dosis kedua.

Sementara efektivitas terhadap infeksi varian Beta yakni 75 persen.

Vaksin tersebut juga efektif mencegah keparahan yang ditimbulkan infeksi virus varian Alpha dan Beta yaitu 97,4 persen.


6. Efek samping

Sejumlah hasil uji klinis menunjukkan bahwa efek samping atau Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari Pfizer cenderung lebih ringan.

Adapun KIPI yang timbul yakni:
1. Nyeri badan tempat suntikkan
2. Kelelahan
3. Nyeri kepala
4. Nyeri otot
5. Nyeri sendi
6. Demam

Reaksi-reaksi tersebut dianggap ringan dan biasa terjadi pada imunisasi berbagai jenis vaksin pada umumnya sebagai respon tubuh terhadap benda asing yang masuk.


7. Suhu penyimpanan

Untuk penyimpanannya, vaksin Pfizer perlu disimpan menggunakanultra low temperature. Adapun suhu yang dibutuhkan yakni di bawah atau minus 90 sampai minus 60 derajat celcius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait