Newscast.id - Sebuah video awan hitam misterius turun ke bumi viral di media sosial. Peristiwa ini terjadi di wilayah Kampung Kondang, Desa Tanjungrasa, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Dalam video yang viral, gumpalan awan hitam itu terlihat melayang dan ukurannya cukup besar. Warga sekitar menyebutkan, awan tersebut punya aroma bau tak sedap.
"Kelihatannya kayak busa, pak. Beda, cuma warnanya hitam. Terbang di udara gitu. Yang satu jatuh di depan warung saya," ujar warga setempat, Agung Adami, Rabu, 29 Oktober.
"Baunya sih asem sedikit. Terus pas disiram air langsung hilang," katanya.
Agung menduga awan hitam dari pabtik di sekitar lokasi. Menurutnya di wilayah itu ada dua pabrik yang beroperasi.
"Orang-orang bilangnya dari pabrik. Di sini ada dua pabrik paling dekat, satu produksi gula cair, satunya tepung. Tapi belum tahu pastinya dari mana," ungkapnya.
Hal senada disampaikan Upah (58), petani yang masih tampak kebingungan menggambarkan kejadian itu. "Banyak. Tahu-tahu terbang aja di langit. Kebawa angin, dikira parasut," ujarnya.
Heboh awan hitam misterius turun ke bumi
Respons BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung memastikan, fenomena awan hitam misterius itu bukan disebabkan oleh proses alam.
"Berdasarkan hasil kajian awal dari aspek meteorologi (data), fenomena tersebut tidak termasuk dalam kejadian alam yang disebabkan oleh proses cuaca, awan, maupun aktivitas atmosfer lainnya," kata Kepala BMKG Bandung, Teguh Rahayu, dalam keterangannya.
Ayu menjelaskan, secara ilmiah awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer yang memiliki pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu. Ciri-ciri tersebut bisa diidentifikasi melalui citra satelit dan radar cuaca milik BMKG.
"Secara ilmiah awan terbentuk dari proses kondensasi uap air di atmosfer dengan pola, ketinggian, dan karakteristik tertentu yang dapat diidentifikasi oleh citra satelit dan radar cuaca BMKG," tambahnya.
Dari hasil pengamatan, BMKG menyimpulkan, gumpalan hitam itu kemungkinan besar berasal dari aktivitas di permukaan bumi, bukan dari proses atmosfer.
"Menurut kami fenomena yang tampak berupa gumpalan hitam tersebut lebih mungkin berasal dari aktivitas di permukaan bumi, misalnya dari proses industri, reaksi kimia limbah, atau aktivitas manusia lainnya yang menyebabkan terbentuknya busa atau material ringan yang kemudian terangkat oleh angin," ungkap Ayu.
"Namun untuk memastikan sumber serta kandungan materialnya, disarankan agar dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh instansi terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup atau BPBD setempat," sambungnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Ai Saadiyah Dwidaningsih, mengonfirmasi pihaknya sudah menurunkan tim untuk melakukan penelusuran.
"Masih dicek oleh Tim Pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup (PPLH)," kata Ai.
"Masih dicek, belum ada laporan dari tim," ujarnya.
Artikel lainnya: Sudah Legal! Ini Syarat, Cara Daftar, dan Biaya Umrah Mandiri 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News