[VIDEO] Sri Lanka Chaos: Presiden Gotabaya Mundur, Rakyat Kuasai Istana

  • Arry
  • 10 Jul 2022 09:42
Sri Lanka Bangkrut, masyarakat demo massal(thenewindianexpress/newindianexpress.com)

Kondisi Sri Lanka makin kacau usai dinyatakan bangkrut. Presiden Gotabaya Rajapaksa akhirnya mengundurkan diri di tengah krisis ekonomi terburuk sejak 1948.

Dilansir Guardian, Ahad, 10 Juli 2022, rakyat Sri Lanka terus menggelar aksi. Mereka memaksa masuk ke kediaman resmi presiden dan meminta agar presiden mundur.

Akibat tekanan terus menerus, Presiden Gotabaya akhirnya memutuskan mengundurkan diri. Pengumuman itu disampaikan Ketua Parlemen Sri Lanka, Mahinda Yapa Abeywardena.

Selain Presiden, PM Ranil Wickremesinghe juga menyatakan siap mengundurkan diri.

"Wickremesinghe telah mengatakan kepada para pemimpin partai bahwa dia bersedia mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri dan memberi jalan bagi pemerintahan semua partai untuk mengambil alih," pernyataan kantor PM dilansir Reuters.

Baca juga
Sri Lanka Bangkrut, PM Ranil Wickremesinghe Minta Tolong IMF

Berdasarkan konstitusi Sri Lanka, jika Presiden dan Perdana Menteri mengundurkan diri, maka jabatan pejabat Presiden akan dipegang ketua parlemen.

Namun, Parlemen akan bertugas mencari pengganti Presiden dan PM dalam waktu 30 hari dari salah satu anggotanya. Dia kemudian akan menjabat selama dua tahun sisa masa jabatan saat ini.

Usai pengunduran diri itu, gelombang protes belum juga usai. Massa kini bahkan menduduki kediaman dan Istana Kepresidenan yang sudah ditinggal Presiden Gotabaya.

Dari sejumlah video yang beredar, massa tampak meluapkan emosinya dengan menikmati fasilitas di Istana Kepresidenan seperti arena gym, kolam renang, hingga ruang rapat presiden.

Rakyat nikmati kolam renang Istana Kepresidenan Sri Lanka

Sementara ratusan orang juga tampak bermain di rerumputan Istana Kepresidenan Sri Lanka.

Krisis di Sri Lanka diketahui makin bertambah parah. Pemerintah juga sudah tidak mempu mengimpor makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.

Sri Lanka menyatakan diri gagal membayar utang luar negerinya pada Mei, yang totalnya lebih dari US$ 51 miliar. Kini mereka tengah bernegosiasi dengan IMF untuk mendapatkan dana talangan sebesar US$ 3 miliar.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait