Ahli Ungkap Tembakan Maut yang Tewaskan Brigadir J, Peluru Siapa?

  • Arry
  • 20 Des 2022 11:30
Rekonstruksi penembakan Brigadir J(polri tv radio/youtube)

Ketua Umum Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Ade Firmansyah Sugiharto mengungkapkan tembakan maut yang akhirnya merenggut nyawa Brigadir J alias Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Menurut Ade, tembakan yang menjadi penyebab kematian Brigadir Yosua adalah di bagian kepala belakang Yosua. Ade merupakan petugas yang melakukan autopsi ulang terhadap Brigadir J.

“Yang fatal lagi adalah pada kepala belakang sisi kiri, karena pada jalur lintasannya dia akan mengenai batang otak sehingga itu bersifat fatal dan dapat menimbulkan kematian yang bersifat seketika,” kata Ade.

Hal tersebut disampaikan Ade Firmansyah saat menjadi ahli dalam sidang perkara pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Senin, 19 Desember 2022. Ade menjadi ahli untuk lima terdakwa yakni Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf, dan Richard Eliezer.

Baca juga
Ahli Forensik Ungkap Brigadir J Ditembak 7 Kali, Ada yang Kena Otak

Ade juga menjelaskan, ada dua luka tembak yang juga fatal yang mengakibatkan kematian bagi Brigadir Yosua.

“Kami lihat ada dua tembakan pada posisi yang fatal, yaitu di dada sisi kanan, karena luka tersebut kami temukan menembus paru kanan, sehingga dapat dibayangkan sesuai keilmuan kedokteran bahwa itu akan menimbulkan pendarahan di rongga dada,” jelas Ade.

Pernyataan Ade kemudian digali lebih lanjut oleh penasihat hukum Richard Eliezer, Ronny Talapessy.

“Setelah ahli melakukan ekshumasi dan autopsi ulang terhadap jenazah almarhum, dapatkah Saudara ahli jelaskan terhadap luka tembak di kepala belakang almarhum terjadi di awal penembakan atau merupakan peristiwa di akhir penembakan?” tanya Ronny.

“Dari 5 luka tembak masuk yang kami temukan, luka tembak masuk di bagian kepala, bagian belakang itu, terjadi paling akhir,” terang Ade.

“Pada akhir? kata majelis hakim menyela untuk memperjelas.

“Paling akhir,” kata Ade singkat.

Baca juga
Mantan Kasat Reskrim Polres Jaksel: Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J

Hal senada juga disampaikan Farah Primadani selaku dokter RS Polri Bhayangkara. Farah adalah petigas pertama yang memeriksa jenazah Brigadir J beberapa jam usai penembakan pada 8 Juli 2022.

Farah mengungkapkan ada dua tembakan yang terdeteksi fatal. Yakni pada bagian dada sebelah kiri dan belakang kepala.

Menurutnya, tembakan bagian dada masih bisa bertahan beberapa menit bila tembakan melesat. Sedikit lebih ringan dibandingkan kepala yang bisa menewaskan seketika.

Kuasa hukum Ferdy Sambo pun mempertanyakan dua luka fatal tersebut.

“Disebutkan ada dua luka fatal: satu luka di dada, satu lagi luka di kepala. Tolong Ibu jelaskan kalau di dada itu dibilang fatal, dan berapa lama dampak fatal itu, timbul?” tanya Rasamala.

“Baik, dapat kami jelaskan, berdasarkan ilmu kedokteran, yang luka pada dada sisi kanan, itu setelah kami telusuri pada autopsi, itu dia mengenai paru-paru, dan kena pembuluh darah besar. Sehingga menimbulkan perdarahan,” kata Farah.

“Jumlah perdarahan yang saya temukan waktu pemeriksaan itu sekitar di atas 700 ml, dengan bekuan darah ada 150 gram.

"Dengan jumlah segitu, itu sudah dapat bersifat fatal bagi korban; menimbulkan perdarahan, dapat menyebabkan kematian,” jelas Farah.

“Namun memang tidak seketika. Jadi, ada jeda waktunya, biasanya hitungan menit. Tapi pastinya itu saya tidak mengetahui karena itu ahli bedah toraks yang mengetahuinya,” sambung Farah.

Baca juga
Detik-Detik Penembakan Brigadir J: Aksi Ferdy Sambo Hingga Tembak Kepala Yoshua

“Kemudian, kalau di kepala, itu memang dia setelah kami ditelusuri lukanya, pada saat pembukaan rongga kepala, itu mengenai jaringan otak. Salah satu otak itu yang kena adalah di batang otak,” kata Farah.

“Batang otak kami kenal sebagai pusat pernafasan, sehingga terkena daerah tersebut itu langsung meninggal seketika,” ungkap Farah.

“Seketika?” tanya Rasamala mempertegas.

“Betul, karena pusat pernafasan,” jawab Farah.

“Tapi kalau untuk yang dada?” tanya Rasamala lagi.

“Dada membutuhkan waktu memang,” kata Farah.

“Bagaimana dengan yang lain? Artinya, ini, kan, ada beberapa luka masuk, ya, setelah masuk luka di dada kemudian masuk di tempat lain, konsekuensinya terhadap dampak fatalitas tadi seberapa besar dia berkontribusi?” tanya Rasamala menggali lebih jauh.

“Kalau luka-luka lain memang tidak ada mengenai organ atau struktur dari alat tubuh yang dapat berpotensi menimbulkan kematian. Jadi memang hanya dua luka saja yang kami nilai itu bisa menimbulkan kematian pada korban ini,” jelas Farah.

“Dada dan..?” kata Rasamala menyela.

“Di kepala,” pungkas Farah.

Baca juga
5 Momen Ferdy Sambo Keceplosan Ungkap Aib Sendiri: Perselingkuhan Hingga Tembak Yosua

Peluru siapa yang menembus kepala Yosua?

Dalam surat dakwaan disebutkan dua terdakwa yang menembak Yosua adalah Bharada Richard Eliezer dan Ferdy Sambo.

Pada kesaksiannya, Richard Eliezer mengaku menembak sebanyak 3-4 kali atas perintah Ferdy Sambo. Tembakan itu membuat Yosua tertelungkup dan mengerang kesakitan.

Masih dalam kesaksian Eliezer, Ferdy Sambo kemudian maju dan ikut menembak Yosua. Setelah tembakan itu, tak ada lagi suara erangan dari Yosua.

Namun, kesaksian Eliezer itu dibantah Ferdy Sambo. Bekas Kadiv Propam Polri berpangkat Irjen itu hanya mengaku mengambil pistol di pinggang Yosua dan kemudian menembakkan ke dinding.

Hal itu dilakukan untuk membuat peristiwa penembakan itu menjadi sebuah skenario tembak menembak.

Sambo juga menegaskan, dia tidak pernah memerintahkan Eliezer menembak Yosua. Namun perintah yang disampaikan adalah 'Hajar'.

Jadi tembakan siapa yang menembus bagian belakang kepala Yosua?

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait