15 Anggota TNI Ditahan Imbas Keroyok Relawan Ganjar-Mahfud Hingga Tewas di Boyolali

  • Arry
  • 31 Des 2023 13:19
Ilustrasi anggota TNI(tni ad/tni.mil.id)

Sebanyak 15 anggota TNI yang diduga mengeroyok relawan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Boyolali, Jawa Tengah ditahan di Denpom IV-4 Surakarta. Imbas pengeroyokan itu, 1 relawan tewas dan 4 lainnya luka berat.

"Atas kejadian ini dan telah memerintahkan Danyonif Raider 408/Sbh dan Denpom IV/4 Surakarta untuk menahan 15 prajurit terduga kasus penganiayaan guna memeriksa, menyelidiki dan mendalami keterlibatan oknum prajurit tersebut,” kata Kadispenad Brigjen Kristomei Sianturi, dalam keterangannya, Minggu, 31 Desember 2023.

Kristomei memastikan, pihaknya mengusut insiden pengeroyokan ini sesuai proses hukum dan prosedur yang berlaku. Hal ini telah diperintahkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI, Maruli Simanjuntak.

"KSAD melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini," kata dia.

Baca juga
Relawan Ganjar-Mahfud Dikeroyok Oknum Anggota TNI di Boyolali

Kristomei pun menegaskan, TNI tidak akan pandang bulu menindak prajuritnya yang melakukan pelanggaran. Hukuman diberikan sesuai hukum dan perundang-undangan yang berlaku.

"Komitmen Pimpinan TNI AD untuk menegakkan aturan hukum yang berlaku, oleh karenanya siapapun nanti oknum anggota yang terbukti bersalah dalam kasus penganiayaan tersebut," ujarnya.

"Tentu akan diambil langkah dan tindakan tegas sesuai aturan hukum dan perundang-undangan yang berlaku," jelasnya.

Kasus anggota TNI mengeroyok relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali mulanya viral di media sosial. Kodam IV/Diponegoro mengklaim insiden itu dipicu salahpaham prajurit yang berada di markas tersebut.

“Informasi sementara yang diterima, bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontanitas karena adanya kesalahpahaman antara kedua belah pihak,” kata Kapendam IV/Diponegoro Kolonel Inf Richard Harison dalam keteranganya.

Baca juga
Penjelasan TNI Soal Relawan Ganjar-Mahfud Dikeroyok Oknum Tentara di Boyolali

Richard menjelaskan, pengeroyokan terjadi pada Sabtu, 30 Desember pukul 11.19 WIB. Saat itu, sejumlah prajurit TNI tengah bermain voli, tiba-tiba melintas rombongan pemotor berknalpot bising.

“Oleh pengendaranya dimain-mainkan gasnya saat melintas di jalan Perintis Kemerdekaan Boyolali. Seketika itu beberapa anggota yang sedang bermain bola voli tersebut keluar gerbang dan saat itu dilihatnya,” kata Richard.

“Beberapa saat kemudian melintas lagi dua orang pengendara sepeda motor (knalpot brong) yang sedang memain-mainkan Gas sepeda motornya. Lalu dihentikan dan ditegur oleh anggota selanjutnya terjadi cek-cok mulut hingga berujung terjadinya tindak penganiayaan oleh oknum anggota,” kata dia.

“Anggota TNI tersebut pada awalnya hanya menegur agar kedua orang tersebut tertib berlalu-lintas. Dengan tidak memain-mainkan Gas sepeda motornya yang dikendarai (knalpot brong), karena menimbulkan suara bising dan mengganggu orang-orang di sekitar jalan,” tambahnya.

Selanjutnya: 1 relawan tewas dan 4 luka berat >>>

Relawan Ganjar-Mahfud Dikeroyok TNI: 1 Tewas, 4 Luka Berat >>>

 

Relawan Ganjar-Mahfud MD dikeroyok oknum anggota TNI di Boyolali, Jawa Tengah. Akibat dari pengeroyokan itu, satu relawan meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka berat.

Deputi Hukum Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo-Mahfud Md atau TPN Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, menyatakan ada dugaan keterlibatan dari relawan pasangan calon lainnya.

"Kami mendapatkan laporan dari Klaten dan Boyolali, ini laporan dan tindak kekerasan yang sangat tidak bisa diterima. Satu meninggal dunia dan empat orang mengalami luka-luka berat," kata Todung di Jakarta, Sabtu, 30 Desember 2023.

"Yang meninggal dunia ini adalah relawan pendukung Ganjar-Mahfud yang diduga mengalami kekerasan dan brutalitas oleh oknum pasangan calon yang lain," ujarnya.

Todung menjelaskan, empat korban yang mengalami luka berat akibat dianiaya sejumlah anggota TNI. Dia pun mendesak Panglima TNI untuk segera mengambil tindakan.

"Kalau itu benar kami ingin minta ke Panglima TNI untuk mengambil tindakan tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum mereka yang melakukan tindakan kekerasan ini," kata Todung.

"Itu tidak bisa kita terima dan kita akan memproses ini secara hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Brutalitas ini membahayakan, kekerasan ini membahayakan pemilu kita karena ini menimbulkan iklim ketakutan dan kita tidak boleh membiarkan ini," ujarnya.

Todung pun meminta agar semua kontestan pemilu agar mengiktui aturan hukum yang berlaku.

"Kami ingin minta investigasi kepada Kepolisian dan TNI, karena kami sangat prihatin dan sangat sedih dan tidak bisa membayangkan," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait