Newscast.id - Kiper muda asal Dayeuhkolot, Bandung, Rizki Nur Fadhilah, diduga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, buka suara.
Rizki Nur Fadhila diduga dibawa ke Kamboja untuk bekerja dalam modus penipuan melalui platform percintaan. Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung menyatakan Rizki pergi sejak 7 November 2025.
Dari info yang diterima, Rizki mulanya ditawari ikut seleksi untuk bisa merumput bersama salah satu tim sepak bola, PSMS Medan. Rizki awalnya diterbangkan ke Jakarta, lalu ke Medan. Namun akhirnya dia diterbangkan ke Malaysia dan Kamboja.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menegaskan, Rizki Nur Fadhila bukan korban TPPO di Kamboja. Menurutnya, Rizki bekerja di salah satu perusahaan di Kamboja.
Baca juga
Kemlu Ungkap Diplomat Arya Daru yang Tewas Misterius Pernah Jadi Saksi Kasus TPPO
Sosok yang akrab disapa KDM itu menduga, Rizki tidak betah di Kamboja dan memilih untuk pulang ke Indonesia.
"Dan saya sampaikan Rizki bukan korban TPPO atau perdagangan orang. Dia bekerja biasa di sebuah perusahaan di Kamboja dan dimungkinkan, saya kalimatnya dimungkinkan, dia itu tidak betah di tempat kerjanya dan akhirnya ingin pulang ke Indonesia," ujar Dedi, Kamis, 20 November 2025.
Dedi Mulyadi menegaskan, saat ini Rizki Nur Fadhilah dalam kondisi aman. Kiper muda itu pun telah berada di KBRI.
Menurut Dedi, Pemprov Jada Barat telah berkoordinasi dengan Polda Jabar untuk menyiapkan proses pemulangan Rizki ke Indonesia.
"Kami malam berkoordinasi dengan Kapolda Jabar akan melakukan pemulangan ke Indonesia Ke Jawa Barat dan ke Kabupaten Bandung," ujarnya.
KDM pun mengingatkan kepada warganya yang ingin bekerja di luar negeri agar menyiapkan mental. Sehingga tidak merepotkan keluarga dan banyak orang.
"Dan saya sampaikan ya pada siapa pun yang ingin bekerja di luar negeri, siapkan mental Anda dengan baik," ujarnya.
"Kalau kira-kira tidak memiliki mental kuat, sebaiknya tidak usah bekerja di luar negeri karena pada akhirnya akan merepotkan orangtuanya juga dan merepotkan banyak orang," ujar Dedi.
Artikel lainnya: Gunung Semeru Meletus, Status Naik Jadi Awas
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News