Pemerintah Akan Revisi Sejarah, Termasuk Koreksi RI Dijajah Belanda 350 Tahun

  • Arry
  • 7 Mei 2025 12:40
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon(fraksi gerindra dpr ri/dpr.go.id)

Pemerintah berencana menulis ulang sejarah Indonesia. Hal ini akan dilakukan dengan melibatkan 100 sejarawan dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Rencana ini diungkapkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon. Menurutnya, tim untuk revisi itu akan dipimpin Guru Besar Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Susanto Zuhdi.

“Kita melibatkan hampir 100 lebih ya kayaknya sejarawan, dipimpin oleh Prof. Susanto Zuhdi, sejarawan senior dari Universitas Indonesia,” kata Fadli Zon di Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025.

Menurutnya, penulisan ulang sejarah ini akan mencakup berbagai lini masa. Mulai dari zaman pra-sejarah hingga masa kini, termasuk peristiwa politik dalam negeri.

Baca juga
Sejarah 2 Mei Ditetapkan Sebagai Hari Pendidikan Nasional

“Yang era prasejarah sampai yang era misalnya perjuangan kemerdekaan dan sampai yang sekarang gitu kontemporer. Ya tentu saja. Ya tentu saja (peristiwa politik)" ujar dia.

“Sekarang ada lukisan purba itu 52 ribu tahun umurnya, itu kan nggak ada di dalam sejarah selama ini. Begitu juga dengan update dalam pemerintahan. Pemerintahan Pak SBY, pemerintah Nanti Pak Jokowi, itu secara sepintas diulas. Kita melibatkan mungkin lebih dari 100 sejarawan,” sambungnya.

Untuk penulisan ulang ini, menurutnya, tidak akan dilakukan dari nol. Namun pihaknya akan melanjutkan dan melengkapi sejarah Indonesia yang sudah ada.

“Jadi kita akan berangkat tentu dari apa yang sudah ditulis dan kita melakukan update, penambahan-penambahan, data dan sebagainya,” kata Fadli.

“Ini pokoknya, ini harus menjadi semacam hadiah dalam rangka 80 tahun Indonesia Merdeka. Kita harus ada satu formal histori, official history,” tuturnya.

Baca juga
Soeharto Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Pakar Sejarah UGM Ingatkan Ini

Politisi Gerindra itu menargetkan, buku revisi sejarah ini dapat rampung pada Agustus atau September. Sehingga dapat segera didistribusikan ke sekolah-sekolah.

“Targetnya kita harapkan bulan Agustus (atau) September ini. Karena sudah dibagi per cluster. Yang penting kita hadirkan dulu buku sejarah ini sebagai formal history."

"Sebagai sejarah formal kita. Itu di seluruh dunia ya selalu ada begitu. Sejarah mereka itu formal history mereka atau official history mereka itu ada,” ujarnya.

Selanjutnya revisi penjajahan Belanda 350 tahun >>>

 

Revisi Masa Penjajahan Belanda 350 Tahun

Fadli Zon menyatakan, salah satu materi yang dibahas dalam revisi sejarah ini adalah tentang narasi masa penjajahan Belanda di Indonesia. Selama ini diketahui masa penjajahan kolonial itu berlangsung selama 350 tahun.

Menurutnya, Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun penuh. Dia menjelaskan, dalam rentang waktu itu, banyak wilayah di Indonesia yang justru terus melakukan perlawanan terhadap kekuasaan Belanda.

“Termasuk saya katakan soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu. Enggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu. Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu,” kata Fadli Zon.

Baca juga
Sejarah Kapal Pinisi, Kapal Warisan Nenek Moyang yang Jadi Warisan budaya UNESCO

“Di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang Jawa Diponegoro itu. Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan, Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan,” sambungnya.

“Jadi kita harus gencarkan sejarah. Dari mulai era prasejarah, proto sejarah sampai sejarah modern,” tutur dia.

“Kenapa sih, justru yang perlu ditanya kenapa takut dengan sejarah? Sejarah itu adalah bagian dari masa lalu kita. Kalau kita ingin tahu hari ini kita harus melihat masa lalu,” ujarnya.

Untuk diketahui, pertama kali, Sejarah Nasional Indonesia ditulis pada 1984. Sejarah itu kemudian ditambahkan dalam sebuah buku berjudul ‘Indonesia Dalam Arus Sejarah’ pada 2012.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait