Kasus Omicron di Indonesia Tembus 100 Kasus, Kini Jadi 136 Orang

  • Arry
  • 2 Jan 2022 09:41
Ilustrasi Virus Corona(thedigitalartist/pixabay)

Kementerian Kesehatan kembali mencatat penambahan kasus positif virus Covid-19 varian Omicron sebanyak 68 orang. Kini total keseluruhan kasus varian Omicron di Indoensia menjadi 136 kasus.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dokter Siti Nadia Tarmidzi, menyatakan, tambahan 68 kasus itu terjadi pada Jumat 31 Desember 2021. Seluruh kasus berasal dari pelaku perjalanan luar negeri dengan 11 diantaranya adalah WNA.

“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat," kata dokter Nadia dalam keterangan tertulis Kementerian Kesehatan dikutip Minggu, 2 Januari 2022.

Baca Juga
Kronologi 1 Kasus Omicron Penularan Lokal, Pasien Pernah Makan di Restoran di SCBD

Dokter Nadia menjelaskan, dari 68 kasus Omicron terbaru, sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang, dan 9 orang lainnya tanpa keterangan.

Dokter Nadia pun mengimbau masyarakat agar menahan diri tidak bepergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri. Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular Covid-19. Mari kita menahan diri,” ujarnya.

Baca Juga
Dapat Dispensasi, 1 Pasien Positif Varian Omicron Lolos Karantina dari Wisma Atlet

Data WHO dari penghitungan prediksi peningkatan kasus akibat Omicron dibandingkan dengan Delta dan dengan mempertimbangkan tingkat penularan dan risiko keparahan, maka didapat hasil bahwa kemungkinan akan terjadi peningkatan penambahan kasus yang cepat akibat Omicron.

Akan tetapi diiringi dengan tingkat penggunaan tempat tidur rumah sakit atau ICU yang lebih rendah dibandingkan dengan periode Delta.

Artinya varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah.

Walaupun begitu, masyarakat tetap harus waspada karena situasi dapat berubah dengan cepat. Oleh karena itu upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait