Komnas HAM Sebut Brigadir J Ditembak dari Jarak Dekat

  • Arry
  • 27 Jul 2022 09:45
Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat meninggal dunia dalam aksi polisi tembak polisi(ist/ist)

Komnas HAM menemukan bukti Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat ditembak dari jarak dekat. Hal ini diketahui dari karakteristik luka akibat peluru.

"Kalau dari karakter luka, jaraknya memang tidak terlalu jauh. Tetapi ada beberapa karakter jarak yang berbeda- beda. Itu dari hasil pendalaman kami," kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, di Jakarta, Selasa, 26 Juli 2022.

Selain itu, Anam juga menjelaskan adanya perbedaan jumlah luka masuk dan keluar di tubuh Brigadir J.

"Ada pertanyaan, kenapa kok jumlah lukanya masuk dan keluar berbeda? Jumlah luka masuk dan keluar berbeda karena memang ada yang masuk dan keluarnya memang pelurunya masih bersarang di tubuh. Sehingga jumlahnya berbeda," ujar dia.

Baca juga
Nama Ahok Disebut-sebut Pengacara Brigadir J, Pengacara Ajukan Somasi

Anam menjelaskan, Komnas HAM sudah mendapat hasil pemeriksaan dari tim forensik yang dipimpin Kapusdokkes Polri, Irjen Pol Asep Hendradiana. Dalam dokimen itu diperlihatkan luka jenazah dari sesudah maupun sebelum autopsi.

"Kaki, bandingkan foto lebam yang pas hari minggu dengan foto jenazah yang diotopsi. Artinya angka kematian masih sangat pendek, itu kelihatan sekali. Jadi itu kunci dalam konteks autopsi adalah melihat jenazah sebelum di autopsi," ucapnya.

"Dan itu kami sudah lihat dengan detail, dan sangat mendalam. Ditunjukan bagaimana cara kerjanya dan pakai alat apa dan sebagainya, termasuk kami juga ditunjukan karena itu foto ya. Kameranya pakai kamera profesional yang memang untuk kerja-kerja forensik, pasti hasilnya berbeda," tambah dia.

Baca juga
Pengacara Ungkap Ancaman Pembunuhan ke Brigadir J dan Pelucutan Decoder CCTV

Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, menyatakan, pihaknya akan memfokuskan terhadap insiden baku tembak. Komnas HAM tidak ingin terbawa spekulasi yang berkembang.

"Saat ini fokus kita ada pada penembak kematian, ada spekulasi bahwa salah satu penembak kematian, kita ingin buktikan itu," kata Taufan.

"Senjata akan berkait dengan pemiliknya. Itu baru kita akan cari motifnya. Jadi masih ada tahapan-tahapan untuk sampai ke situ," jelasnya.

"Kami Komnas tidak mau dipengaruhi oleh berbagai spekulasi. Silahkan saja siapapun bikin analisis, spekulasi, kami tetap akan jalan dengan tahap-tahapan prosedur-prosedur penyelidikan di internal kami," tuturnya.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait