Gubernur Kaltim Sebut yang Tak Setuju IKN Nusantara Bisa Berumur Pendek

  • Arry
  • 29 Okt 2022 12:09
Istana Kepresidenan di Ibu Kota Negara Baru yang disebut bakal menggunakan nama Nusantara(ist/ist)

Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor, membuat kehebohan. Dia berkelakar, bahwa pihak yang tidak setuju atau bahkan menolak pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara umurnya bisa pendek.

Hal itu dia sampaikan karena banyaknya pihak yang menolak pembangunan IKN Nusantara. Menurutnya, alasan-alasan yang dituduhkan sangat tidak tepat.

"Saya sampaikan ini kepada seluruh pihak, karena masih ada orang yang tak setuju, masih ada yang komentarnya miring-miring bahwa IKN belum saatnya pindah. Banyak. Di sini enggak ada, di sana. Hati-hati Anda, bisa pendek umurnya," kata Isran Noor.

Hal itu disampaikan Isran Noor dalam acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang disiarkan kanal YouTube Kemenpora, dikutip Sabtu, 29 Oktober 2022.

Baca juga: Kepala Otorita IKN Buka Wacana Masyarakat Patungan Biayai Ibu Kota Baru

Isran menyatakan, penolakan IKN dengan alasan ekonomi negara tidak kuat sangat cetek. Menurutnya, hanya Rp100 triliun dari sekitar Rp500 triliun dana pembangunan IKN yang berasal dari APBN.

"Negara habiskan uang negara Rp1.000 triliun hanya urusi covid sontoloyo itu saja. Ini urusan bangsa. Kesal juga saya sebenarnya. Jadi hati-hati yang enggak setuju," tuturnya.

Isran Noor diketahui juga pernah melontarkan pernyataan kontroversial terkait pembangunan IKN Nusantara.

Pada April 2021, Isran menyatakan, Presiden Joko Widodo pantas masuk surga sebab berhasil mewujudkan permindahan ibu kota ke Kalimantan Timur.

Baca juga: Diundang Ritual Kemah di IKN Nusantara, Anies Baswedan Bawa Tanah Kampung Akuarium

"Makanya saya sampaikan kepada Bapak Jokowi, Presiden. 'Pak Jokowi, Mas Jokowi, Bapak Presiden, bapak itu pasti masuk surga'," kata Isran dalam sebuah seminar yang disiarkan kanal Youtube Humas SIL dan SKSG UI.

"Bapak telah mewujudkan cita-cita dua kepala negara untuk memindahkan, Pak Soekarno dan Soeharto. Orangnya sudah mati. Satu yang belum mati, Pak SBY. Pak SBY juga ingin memindahkan, tapi belum mati. Artinya, bapak mewujudkan cita-cita itu," jelas Isran.

"Kemudian bapak juga tidak usah pikir juga, karena kalau bapak bisa pindahkan ibu kota ini, artinya bapak akan dikenang oleh anak bangsa ini sampai kapanpun, sebagai sebuah wujud karya besar kepala negara," ucap dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait