Kenapa Kostrad Izinkan Eks Pangkostrad Ambil Patung Soeharto-Nasution?

  • Arry
  • 28 Sep 2021 13:05
Patung Soeharto, Sarwo Edhi dan AH Nasution raib di Museum Kostrad(ist/ist)

Raibnya patung Presiden Kedua RI Soeharto, patung Letjen TNI Sarwo Edhi Wibowo, dan Jenderal AH Nasution di useum Darma Bhakti Kostrad menimbulkan polemik.

Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman menjelaskan soal hilangnya patung-patung yang terkait dengan peristiwa G30S itu.

Dudung menjelaskan, patung-patung tersebut dibuat oleh Pangkostrad periode 2011-2012, Letjen (Purn) Azmyn Yusri Nasution. Kini patung-patung tersebut diambil lagi oleh AY Nasution.

"Kini patung tersebut, diambil oleh penggagasnya, Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang meminta izin kepada saya selaku Panglima Kostrad saat ini," kata Dudung dalam keterangannya, Senin (27/9).

Baca Juga:
Pangkostrad: Soal Patung Soeharto-Nasution Raib, Gatot Harus Tabayyun

Dudung menjelaskan, AY Nasution mengambil patung-patung itu karena menurutnya berdasarkan keyakinan agamanya, membuat patung adalah sebuah dosa.

"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan.--Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman"

Dudung menegaskan, penarikan patung-patung tersebut tidak dapat disebut Kostrad telah melupakan peristiwa pemberontakan G30S/PKI.

"Itu sama sekali tidak benar. Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Pierre Tendean dalam peristiwa itu," tutur Dudung.

Baca Juga:
Gatot Nurmantyo Sebut Komunis Masuk TNI, Panglima: Nasihat Senior

Soal isu raibnya patung Soeharto, Sarwo Edhi, dan AH Nasution pertama kali diembuskan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

"Ini menunjukkan, mau tidak mau, kita harus mengakui dalam menghadapi pemberontakan G30S/PKI, peran Kostrad, peran sosok Soeharto, peran Kopassus, dan Sarwo Edhi dan peran Jenderal Nasution dan peran KKO jelas akan dihapuskan, dan patung itu tidak ada, bersih," kata Gatot dalam sebuah diskusi dengan KAHMI dikutip dari akun Youtube Kang Jana Tea.

 

Baca Juga:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait