Rumput JIS Sekelas Stadion Bayern Munchen Tapi Disebut Tak Standar FIFA, Kok Bisa?

  • Arry
  • 4 Jul 2023 16:55
Jakarta International Stadium alias JIS(@jakintstadium/instagram)

Kualitas rumput Jakarta International Stadium atau JIS mendapat sorotan dari Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Menurutnya, rumput stadion yang terletak di utara Jakarta itu tak sesuai standar FIFA. Kok bisa?

Untuk diketahui, rumput JIS memiliki teknologi hibrida alias campuran rumput alami dan sintesis. Perbandingannya 95 persen berbanding 5 persen.

Lapangan dengan rumput hibrida ini juga digunakan di stadion-stadion di Eropa seperti Allianz Arena, kandang Bayern Munchen. Bahkan Allianz Arena itu kerap dijadikan markas untuk Timnas Jerman.

Bahkan stadion-stadion di Inggris juga telah lama menggunakan rumput hibrida ini. Seperti Stadion Old Trafford, kandang Manchester United; hingga Etihad Stadium, kandang Manchester City.

Baca juga
Menteri PUPR Basuki Sebut Rumput JIS Tak Standar FIFA, Akan Diganti Senilai Rp6 M

Kenapa rumput JIS dinilai tidak memuhi standar FIFA?

"Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA. Kalau dengan kondisi sekarang," kata Menteri Basuki, Selasa, 4 Juli 2023.

"Namun ada solusinya. Kita akan ganti semua rumput tersebut, sesuai dengan ahlinya beliau. Pak Qamal Mustaqim sebagai ahli agronomi untuk rumput di stadion. Menurut beliau, harus diganti kalau mau 3 bulan bisa dipakai. Nanti kalau jangka panjangnya, mungkin harus diubah rumputnya," tambah dia.

Qamal Mustaqim selaku Chairman Karya Rama Prima (KaerPe), mengungkapkan, JIS menggunakan rumput zoysia japonica, Menurutnya sudah sesuai standar FIFA.

Masalahnya, lanjut Dia, rumput japonica di JIS ditanam pada karpet sintetis sehingga dapat memiliki pertumbuhan yang tak sesuai kebutuhan pertandingan.

Baca juga
Ahli Keamanan FIFA Sebut JIS Dibangun Sesuai Pedoman FIFA, Tapi...

"Rumput jenisnya japonica, cuman ditanam di karpet sintetis. Ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari enggak cukup. Ini rumput butuh matahari penuh 8 jam sehari," jelas Qamal.

Qamal juga menyoroti soal rumput yang hanya sebagian disinari matahari. Menurutnya hal ini akan menjadi persoalan.

"Sedangkan yang sebelah selatan hanya setengahnya saja dari jam 09.00 sampai 14.00. Ini yang masalah. [Walaupun] jenis rumput sama yang dipakai di Jalak Harupat, Bung Tomo, dan Palembang," imbuh dia.

"Solusi kita usulkan ke menteri, yang bisa dilakukan adalah pindahkan lapangan yang sudah jadi salah satunya dari golf, kayak Asian Games 2018," ujarnya.

"Kalau enggak bisa, kita gantikan secara sodding jadi kayak tehel gitu. Itu solusi paling dekat karena untuk 3 bulan. Kalau jangka panjang ganti rumput," ujarnya.

Artikel lainnya: Rafael Alun Punya Bisnis Kos, Isinya Polisi Hingga Petinggi Kejaksaan Agung

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait