Heboh Kawanan Monyet Serbu Pemukiman di Bandung, Ahli ITB Sebut Tanda Bencana Datang

  • Arry
  • 1 Mar 2024 16:47
Kawanan monyet(@JoshuaTsu/unsplash)

Warga Dago Atas, Bandung, Jawa Barat dihebohkan dengan serbuan kawanan monyet liar. Ahli Institut Teknologi Bandung atau ITB menyebutkan dugaan turunnya primata tersebut.

Kawanan monyet liar itu terpantau terlihat di wilayah Jalan Batik Halus, Kelurahan Sukaluyu, Kecamatan Coblong, sejak Rabu, 28 Februari 2024 pukul 09.00 WIB.

Menurut kesaksian warga, ada sekitar enam eko monyet yang menyerbu perumahan. Mereka juga terlihat berpindah-pindah dan sempat terlihat di sekitar Jl Supratman-Ahmad Yani, Bandung, Kamis, 29 Februari siang. Kawanan monyet liar itu tampak berkeliaran di atap ruko dan rumah warga.

Warga melihat ada satu monyet berukuran besar, yang diperkirakan adalah pemimpin kawanan tersebut. Sedangkan yang lainnya hanya terlihat mengikuti setiap langkah monyet besar itu.

Baca juga
Rekomendasi 5 Lokasi Surga Belanja di Bandung

Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Ganjar Cahyadi, S.Si., menjelaskan terdapat 3 kemungkinan penyebab monyet ekor panjang berkeliaran atau turun ke permukiman warga di Kota Bandung.

"Pertama, kelompok monyet tersebut merasakan ada tanda bahaya dari alam sehingga menjauh dari habitatnya," kata Ganjar dikutip dari laman resmi ITB, Jumat, 1 Maret 2024.

Jarak waktu terjadinya bencana dari berpindahnya hewan tersebut biasanya relatif cepat. Hal ini karena primata tersebut memiliki insting yang lebih kuat.

Baca juga
Viral Video Duel King Kobra vs Biawak Hingga Ditonton Jutaan Kali, Siapa Pemenangnya?

"Biasanya bencana tidak akan terlalu lama (dari kepergian mereka dari habitatnya). Namun, jika tidak ada kejadian bencana, penyebabnya mungkin hal lain," katanya.

Penyebab kedua, mungkin hewan ini mencari makan ke tempat lain karena di tempat sebelumnya sumber daya makanan menipis sementara populasinya banyak.

Penyebab ketiga, mungkin adanya kompetisi dengan kelompok monyet lainnya. Beliau mengatakan, hewan ini membentuk kelompok-kelompok. Biasanya satu jantan mengetuai satu kelompok. Apabila penyebabnya adalah kompetisi antar kelompok, satu kelompok yang kalah akan menghindari kawasan sebelumnya.

"Bisa jadi kawasan perkotaan itu dianggap 'kosong' atau tidak dikuasai oleh kelompok lain," tuturnya.


Selanjutnya >>>

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait