Kisah Perempuan Yahudi Jadi Mualaf Usai Racuni Nabi Muhammad

  • Arry
  • 8 Okt 2021 07:21
Ilustrasi Domba Panggang(ist/ist)

Ada kisah menarik usai kaum Yahudi kalah dalam Perang Khaibar. Saat itu, Nabi Muhammad SAW pun memberikan kebebasan kepada kaum Yahudi tetap tinggal di tanah kelahiran mereka.

Kaum Yahudi pun diberi kebebasan melanjutkan kegiatannya bertani. Namun, berdasarkan kesepakatan, umat Islam berhak atas sebagian dari hasil pertanian kaum Yahudi.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi bercerita, saat keadaan sudah mulai tenang, Nabi Muhammad SAW tiba-tiba menerima hadiah dari seorang perempuan Yahudi bernama Zainab binti Harits. Dia adalah istri Salam bin Masykum.

Sebelum memberikan hadiah, Zainab sempat bertanya kepada para sahabat soal bagian mana dari daging domba yang disukai Rasulullah. Para sahabat pun menjawab, bagian yang paling disukai adalah paha bagian depan.

Zainab kemudian menyiapkan paha tersebut untuk dihidangkan ke Rasulullah. Dia sengaja memberikan makanan yang akan diberi ke Rasulullah itu dengan racun. Bahkan racun di hidangan Rasulullah diberikan paling banyak dibanding dengan hidangan lainnya.

Tujuan Zainab ingin balas dendam atas kekalahan kaum Yahudi dalam perang Khaibar itu. Apalagi dalam perang itu, suaminya terbunuh. Zainab pun dendam ingin membunuh Nabi Muhammad SAW dan para sahabat

Hidangan domba panggang pun kemudian dihidangkan ke Rasulullah dan para sahabat. Saat itu Rasulullah duduk berdampingan dengan sahabatnya, Basyar bin Barra bin Marur.

Rasulullah pun kemudian mengambil bagian kegemarannya, paha depan domba panggang itu. Dia sempat memasukkan daging domba beracun itu ke mulutnya. Akan tetapi tidak langsung menelannya. Namun, Basyar terlanjur memakan daging itu dan kemudian tewas. Rasulullah pun langsung melakukan bekam di tengkuknya.

Saat itulah, Rasulullah menampakkan mukjizatnya. Syekh al-Buthi menyebutkan:

“Sungguh, daging ini telah memberitahuku, ia sudah (dicampuri) dengan racun.” (Syekh Al-Buthi, Fiqhus Sirah Nabawiyah ma’a Mujazin li Tarikhil Khilafatir Rasyidah, [Bairut, Darul Fikr, Cetakan keempat: 2019], halaman 262).

Itulah salah satu mukjizat yang dimiliki Rasulullah. Hewan yang sudah mati akan memberitahu bahwa daging yang akan dimakan telah dicampur racun. Hal ini tentu adalah salah satu penjagaan Allah secara langsung kepada Rasul-Nya.

Syekh ‘Alauddin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-Baghdadi, atau yang juga dikenal dengan Syekh al-Khazin (wafat 741 H), menceritakan, setelah kejadian itu, Rasulullah kemudian memanggil Zainab. Dia bertanya kenapa melakukan perbuatan tersebut.

Perempuan Yahudi itu pun kemudian mengakui perbuatannya.

“(Zainab) berkata, 'Telah sampai dari kaumku segala hal tentang dirimu. Maka, aku berkata kepada mereka, 'Jika memang dia (Rasulullah) seorang raja, dia pasti mati (dengan makanan yang beracun) itu. Namun, jika memang ia benar seorang nabi, dia pasti akan diberi tahu.'” (Syekh al-Khazin, Tafsir Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil, [Bairut, Darul Fikr, cetakan pertama: 1992, tahqiq: Syekh Muhammad ‘Ali], juz VI, halaman 201).

Setelah Zainab mengakui perbuatannya, Rasulullah pun memberikan ampunan kepadanya. Keputusan itu pun membuat Zainab memutuskan langsung masuk Islam saat itu juga. Dia memutuskan menjadi mualaf di hadapan Rasulullah.

Saat itu ada dua pendapat mengenai nasib perempuan Yahudi yang baru masuk Islam tersebut. Apakah Zainab kemudian dihukum mati sebagai hukuman atas tewasnya Basyar, ataukah diampuni tanpa dijatuhi hukuman mati.

Ibnu Sa’d menyatakan, saat itu Rasulullah menyerahkan nasib Zainab ke keluarga basyar. Dan mereka menghukum mati perempuan itu.

Namun ada pendapat yang lebih sahih seperti disebutkan Imam Muslim, bahwa Rasulullah berkata kepada Zainab, “Allah tidak mungkin memberimu kemampuan untuk membunuhku.” Saat itu para sahabat bertanya, “Apakah kita akan menghukum mati perempuan ini, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Tidak.” (Al-Mubarakfuri, ar-Rahiqul Makhtum, [Wazaratul Auqaf, Qatar: 2007], halaman 364).

 

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait