Babi Haram dalam Islam, Kenapa Diciptakan?

  • Arry
  • 14 Agt 2021 05:55
Babi haram kenapa diciptakan(tomwieden/pixabay)

2. Sarana meneguhkan manusia sebagai khalifatullah

Manusia adalah khalifatullah fil ardh yang bertugas memakmurkan bumi. Banyak hewan yang dikira tidak memiliki manfaat, ternyata membuat manusia menjadi kreatif dan berdaya. Termasuk babi.

Dengan adanya babi, manusia bisa mengetahui tentang berbagai (bibit) penyakit yang dibawa binatang itu dan tertantang untuk meneliti obatnya.

Seperti diketahui, babi mengandung cacing pita bahkan merupakan carier virus flu babi (swine influenza).


3. Sebagai pelajaran agar tidak menjadi sepertinya

Babi dikenal sebagai binatang yang malas, jorok dan rakus. Begitu joroknya babi, ia sampai memakan kotorannya sendiri. Bahkan, makanan yang akan dimakan kadang-kadang dikencingi dulu sebelum dilahap.
Bagaimana Hukum Konsumsi Bekicot? Ini Penjelasan Gus Baha

Rakusnya babi bisa dilihat dari makanan apapun yang ada di depannya akan dilahap. Sampah dan kotoran pun dilahap.

Bahkan demi memuaskan kerakusannya, makanan yang telah memenuhi perutnya dimuntahkan kemudian dimakannya kembali.

Adanya babi selayaknya mengingatkan manusia agar tidak malas, tidak jorok dan tidak rakus.

Allah SWT menggunakan babi sebagai perlambang keburukan. Bahkan, ada kaum terdahulu yang dikutuk menjadi babi karena perbuatan buruknya.

Katakanlah (Muhammad), " Apakah aku akan beritakan kepadamu tentang orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang fasik) di sisi Allah? Yaitu, orang yang dilaknat dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut." Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus. (QS. Al Maidah: 60)

Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalam dakwahnya, beliau mengumpamakan ujian Allah SWT sama seperti pertanyaan ujian pilihan ganda yang biasa ditemui di sekolah.

"Kenapa dari empat pilihan tersebut, yang tiga tak betul, kenapa yang satu betul. Apakah guru itu bodoh? Tidak. Kenapa dibuatnya satu betul, tiga tak betul? Untuk sebagai ujian." jelas Ustadz Abdul Somad.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait