Puasa Arafah: Dilakukan Bertepatan Wukuf Arafah di Arab Saudi Atau Ikut Indonesia?

  • Arry
  • 5 Jul 2022 06:29
Buka puasa dengan kurma(halodoc/halodoc)

Terjadi perbedaan dalam perayaan Hari Raya Iduladha 1443 hijriah di Arab Saudi dan Indonesia. Arab Saudi menetapkan Iduladha jatuh pada 9 Juli 2022. Sementara Indonesia menetapkan 10 Dzulhijjah 1443 H jatuh pada 10 Juli 2022.

Perbedaan ini pun berdampak pada pelaksanaan ibadah puasa Duzlhijjah, terutama puasa Arafah. Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan saat ibadah wukuf Arafah, yakni pada 9 Dzulhijjah.

Di Arab Saudi, ibadah Wukuf Arafah akan dilaksanakan pada 8 Juli 2022. Sementara di Indonesia, tanggal 9 Dzulhijjah 1443 H baru terjadi pada 9 Juli 2022.

Lalu timbul pertanyaan, bagaimana pelaksanaan puasa Arafah bagi Muslim di Indonesia. Apakah dilakukan bersamaan dengan ibadah Wukuf Arafah di Arab Saudi atau mengikuti aturan Pemerintah Indonesia?

Baca juga
Niat Puasa Dzulhijjah, Tarwiyah, dan Arafah: Ini Keistimewaannya

Dilansir dari laman Majelis Ulama Indonesia, dijelaskan, sebaiknya umat muslim Indonesia mengikuti pemerintah saja. Sebab, keputusan pemerintah menghilangkan perbedaan pendapat. Hal tersebut diakui oleh seluruh fuqaha dari empat mazhab.

"Adanya perbedaan Makkah dan Indonesia sangat riskan (besar risikonya) karena wukuf di Mekah hari Jumat sedangkan Iduladha Sabtu. Di Indonesia puasa Arafah hari Sabtu, lebaran hari Ahad," tulis MUI dikutip Newscast.id, Selasa, 5 Juli 2022.

"Dalam hal lebaran dan kurban bila terjadi kesalahan penentuan waktu salat Iduldha dan kurban tetap sah karena bagian dari ijtihad yang dibenarkan dalam agama," lanjut pernyataan MUI.

Baca juga
Jangan Tiinggalkan Puasa Arafah, Pahalanya Bisa Hapus Dosa 2 Tahun

MUI menjelaskan, ulama Malikiyah, Hanafiah, dan Hanabilah berpendapat cukup satu tempat melihat bulan, di negara lain ikut lebaran walaupun tempatnya jauh.

Namun, pendapat dari ulama Syafi'iyah menyatakan, setiap tempat yang lebih 24 farsakh atau sekitar 57 kilometer sudah tidak wajib ikut ketentuan penentuan di tempat itu atau harus ikut ketentuan pemerintah di mana dia bermukim.

"Pendapat Syafi’iyah inilah yang dianut saat ini di Indonesia karena ketentuan lebaran di Mekkah tidak diikuti sebab berbeda tempat terbitnya bulan," tutup penjelasan MUI.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait