Cegah Gangguan Ginjal Akut Misterius, IDAI: Setop Parasetamol Cair Untuk Anak

  • Arry
  • 18 Okt 2022 18:12
Ilustrasi obat Paracetamol cair(ist/ist)

Penyakit gangguan ginjal akut misterius pada anak kini menjadi sorotan. Di Indonesia, penyakit ini sudah menyerang seratusan anak.

Di Gambia, sudah 70 anak meninggal. Diduga hal tersebut diakibatkan penggunaan sirup obat batuk buatan India.

Obat sirup itu disebut mengandung paracetamol buatan Maiden Pharmaceuticals Limited itu terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG). BPOM memastikan obat yang digunakan di Gambia ini tak beredar di Indonesia.

Meski demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI merekomendasikan agar orang tua menghentikan memberikan paracetamol cair untuk anak.

"Belajar dari kasus Gambia itu ada karena Etilen Glikol, untuk kewaspadaan dini, kemarin rapat dengan Pak Menkes kita harapkan kita hindari dulu penggunaan paracetamol sirup, sambil cari buktinya di Indonesia ada atau tidak [obat] seperti itu. Kewaspadaan dini dimulai," kata Ketua Umum PP IDAI dokter Piprim Basarah Yanuarso, Selasa, 18 Oktober 2022.

Baca juga
Waspada Gejala Gangguan Ginjal Akut Misterius Pada Anak: 152 Terdampak, 36 Meninggal

Menurutnya, penghentian ini sampai batas waktu yang belum ditentukan, sambil menunggu penelitian penyebab pasti penyakit gangguan ginjal akut pada anak.

"Dengan sistem kewaspadaan dini, kita belajar dari kasus Gambia, IDAI merekomendasikan untuk sementara sampai jelas buktinya dari Kemenkes untuk menghindarkan konsumsi obat-obatan seperti itu," kata dia.

Dokter Pipri juga menyarankan agar orang tua memonitor jumlah dan frekuensi urine pada anak. Sebab, ini menjadi salah satu gejala gangguan ginjal akut.

Bila anak mengalai gejala tersebut, dokter Piprim menuarankan agar anak segera dibawa ke dokter, bila perlu langsung ke dokter spesialis nefrologi.

Selain itu, IDAI juga berpesan agar anak terus menerapkan perilaku bersih dan sehat alias PHBS, seperti yang telah diterapkan selama pandemi Covid-19.

"Setiap ada kasus yang belum jelas kasusnya, PHBS perlu diterapkan sambil kurangi konsumsi obat yang enggak perlu. Coba kembalikan ke upaya-upaya yang lebih safe," ujarnya.

Baca juga
BPOM Temukan Kopi Berbahaya Mengandung Viagra dan Paracetamol, Efeknya Cespleng

"Kalau belajar di luar negeri, ada potensi obat toksik jangan dikonsumsi dulu. Kalau demam itu upaya tubuh menghilangkan virusnya. Bisa dengan kompres hangat, cukupi tidurnya, pakai baju tipis, kalau anak banyak minum pastikan terhidrasi. Budayakan ke masyarakat kita," jelas dokter Piprim.

Sementara itu BPOM menyatakan, penggunaan zat dietilen glikol maupun etilen glikol pada paracetamol yang beredar di Indonesia sudah diatur batasan kadarnya.

"Dugaan saya, bukan parasetamolnya yang berbahaya, tapi mungkin ada bahan lain yang menyebabkan risiko kematian. Berdasarkan analisis laboratorium WHO, ditemukan bahan berbahaya, seperti dietilen glikol dan etilen glikol yang terkandung dalam obat batuk tersebut," kata pakar farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr Zullies Ikawati dalam keterangan tertulisnya.

"Dalam kadar tinggi, kandungan bahan itu bisa menyebabkan gagal ginjal akut," ujarnya.

"Sehingga mestinya tidak ada masalah keamanan. Adanya peningkatan kejadian anak-anak yang mengalami gagal ginjal akut di Indonesia yang diberitakan belakangan ini belum bisa dihubungkan dengan penggunaan obat, dan masih perlu diinvestigasi lebih lanjut," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait