Terbaru, Kini Penerima Vaksin Sinovac Bisa Booster Pakai Pfizer atau AstraZeneca

  • Arry
  • 12 Jan 2022 11:32
Ilustrasi Vaksin Covid-19(geralt/pixabay)

Kementerian Kesehatan mengeluarkan aturan baru terkait pemberian vaksin booster Covid-19. Aturan baru ini terkait pemberian kombinasi vaksin booster homolog dan heterolog.

Kombinasi vaksinasi booster yang dimulai pada 12 Januari 2022 ini sesuai dengan pertimbangan para peneliti dalam dan luar negeri serta sudah dikonfirmasi oleh Badan POM dan ITAGI.

Kombinasi terbaru yakni penerima vaksin utama Sinovac dapat diberikan vaksin booster Pfizer atau AstraZeneca dengan pemberian setengah dosis.

Selain itu, penerima vaksin utama AstraZeneca dapat diberikan vaksin booster Moderna dengan pemberian setengah dosis.

“Ini adalah kombinasi awal vaksin booster yang akan kita berikan berdasarkan ketersediaan vaksin yang ada, dan juga hasil riset yang sudah disetujui oleh Badan POM dan ITAGI. Nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dilansir dari laman Kemenkes, Rabu, 12 Januari 2022.

Sebelumnya BPOM mengeluarkan aturan kombinasi vaksin homolog dan vaksin heterolog. Lihat aturannya di sini.

Budi Gunadi menjelaskan, pemberian kombinasi vaksin booster juga sudah sesuai dengan rekomendasi WHO di mana pemberian vaksin booster dapat menggunakan vaksin yang sejenis atau homolog atau juga bisa vaksin yang berbeda atau heterolog.

Heterolog diartikan sebagai vaksinasi booster yang menggunakan jenis vaksin berbeda dengan dosis pertama dan dosis kedua. Sementara Homolog merupakan vaksinasi booster dengan menggunakan jenis vaksin yang sama seperti vaksinasi dosis pertama dan kedua.

“Hal ini kembali diberikan keleluasaan kepada masing-masing negara untuk bisa menerapkan program vaksin booster yang sesuai dengan kondisi ketersediaan vaksin dan logistik sesuai dengan masing-masing negara pelaksana pemberian vaksin booster,” ujarnya.

Baca Juga
Presiden Jokowi: Vaksinasi Booster Gratis

Lebih lanjut Menkes menjelaskan beberapa penelitian dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa vaksin booster heterolog atau vaksin booster dengan jenis kombinasi yang berbeda menunjukkan peningkatan antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster homolog atau vaksin booster dengan jenis yang sama.

Tak hanya itu, hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa vaksin booster setengah dosis menunjukkan peningkatan level antibodi yang relatif sama dengan vaksin booster dosis penuh, dan memberikan dampak KIPI yang lebih ringan.

Vaksinasi booster ini akan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah seperti Puskesmas, rumah sakit pemerintah, maupun rumah sakit milik pemerintah daerah.

“Dengan adanya vaksin booster gratis ini kami tetap mempertahankan mekanisme vaksin Gotong Royong yang selama ini berjalan dengan kondisi bahwa vaksin ini tetap diterima gratis di masyarakat yang disuntik dan jenis vaksinnya tidak sama dengan vaksin program pemerintah,” ujarnya.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait