Video Momen Aremania Minta Polisi Tak Tembakkan Gas Air Mata Dibalas Bentakan

  • Arry
  • 4 Okt 2022 11:26
Gas air mata ditembak ke tribun penonton dalam Tragedi Kanjuruhan(ist/ist)

Video detik-detik Tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur, pada 1 Oktober 2022 terus bermunculan di media sosial.

Salah satu video yang beredar memperlihatkan seorang Aremania meminta ke personel polisi agar tidak menembakkan gas air mata ke arah tribun penonton. Namun, permintaan itu dibalas dengan bentakan.

"Pak jangan pak... gas air mata pak, banyak anak kecil pak," kata Aremania yang diketahui bernama Yohannes kepada seorang polisi di lapangan dalam rekaman video dikutip Selasa, 4 Oktober 2022.

Permintaan itu pun dibalas seorang personel polisi. Dia malah meminta agar Yohannes keluar dari stadion.

Baca juga
Kronologi Tragedi Kanjuruhan, 127 Suporter Tewas: Panik Gegara Gas Air Mata

"Keluar, kamu keluar!" teriak anggota polisi.
"Iya saya keluar, saya keluar," timpal Yohannes.

Video momen Aremania minta polisi tak gunakan gas air mata

Video itu pun mendapat banyak komentar netizen.

"Siapa pak komandan nya tolong di tangkap dan di adili ?"

"hayo loh pak pol sok paling gagah itu orng bnr ngomong jgn tembak gas air mata krn ada anak kecil tp pak pol ny sok paling gagah bentak-bentak anarkis sekali pdhl tugas pak pol itu mengayomi kok kayak preman ya?"

"Yg memohon gak digubris malah bilang gak usah ngajari... Skrg...???"

Baca juga
Daftar 125 Korban Tragedi Kanjuruhan

Untuk diketahui Tragedi Kanjuruhan bermula saat sejumlah Aremania menyerbu lapangan usai tim kesayanganny akahal 2-3 dari Persebaya Surabaya.

Aparat keamanan pun mencoba membubarkan massa. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggunakakan gas air mata. Gas itu tak hanya ditemak ke lapangan, tapi juga ke tribun penonton.

Para suporter yang di tribun panik. Mereka pun berdesak-desakan untuk keluar dari stadion. Kepanikan itu membuat suporter sesak nafas dan terjatuh hingga terinjak-injak.

Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengusut tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Tim ini dipimpin Menko Polhukam Mahfud MD.

Terait pengusutan kasus ini, Polri mencopot AKBP Ferli Hidayat sebagai Kapolres Malang. Selain itu ada sembilan komandan Brimob yang dicopot dan dinonaktifkan.

 

Artikel lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait