Fenomena Bulan Purnama Rusa Super Hiasi Langit Indonesia Malam Ini, Catat Waktunya

  • Arry
  • 13 Jul 2022 07:50
Ilustrasi Bulan Purnama Rusa Super(@gkumar2175/unsplash)

Fenomena alam langka Bulan Purnama Rusa Super atau Full Buck Supermoon akan menghiasi langit Indonesia pada Rabu 13 Juli hingga Kamis 14 Juli 2022 dini hari WIB.

Peneliti di Pusat Sains dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pengerang, Bulan Purnama Rusa Super ini sudah dapat dinikmati setelah maghrib di seluruh wilayah Indonesia.

Puncak dari fenomena langka Bulan Purnama Rusa Super ini akan terjadi pada Kamis, 14 Juli 2022 pukul 01.57 WIB atau 02.57 WITA atau 03.57 WIT.

Andi menjelaskan, secara umum, Bulan terbit dari arah Tenggara 16-32 menit sebelum Matahari terbenam Rabu (13/7) dan berada di atas ufuk selama 12 jam 8 menit (Sabang) hingga 13 jam 16 menit (Rote Ndao), kemudian terbenam di arah Barat Daya 15-27 menit setelah Matahari terbit keesokan harinya Kamis (14/7).


Apa sih Bulan Purnama Rusa Super?

Fenomena alam Bulan Purnama Rusa Super ini bukan berarti akan ada bayangan rusa di bulan. Istilah ini dipakai pertama kali pada kalender petani Amerika. Bulan purnama ini dinamakan seperti itu karena biasanya tanduk rusa jantan muda akan mulai tumbuh di bulan Juli.

Sebelum terjadinya Bulan Purnama Rusa Super, pada Juni 2022 juga terjadi Bulan Purnama Stroberi Super. Penamaan ini diambil berdasarkan musim panen stroberi yang biasanya terjadi pada bulan Juni.

Fenomena ini cukup langka. Terakhir kali fenomena ini terjadi pada 2004 dan 2013. Diperkirakan, fenomena astronomi ini akan terjadi lagi pada 2031 dan 2040.


Kapan waktu untuk menyaksikan Bulan Purnama Rusa Super?

Bulan Purnama Rusa Super dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia. Berikut daftar kota dan waktu untuk menyaksikannya:

  • Ambon 13 Juli 18.04 WIT – 14 Juli 06.51 WIT
  • Banda Aceh 13 Juli 18.41 WIB – 14 Juli 06.49 WIB
  • Bandar Lampung 13 Juli 17.36 WIB – 14 Juli 06.30 WIB
  • Bandung 13 Juli 17.23 WIB – 14 Juli 06.23 WIB
  • Banjarmasin 13 Juli 18.01 WITA – 14 Juli 06.47 WITA
  • Bengkulu 13 Juli 17.52 WIB – 14 Juli 06.39 WIB
  • Biak 13 Juli 17.36 WIT – 14 Juli 06.12 WIT
  • Denpasar 13 Juli 17.47 WITA – 14 Juli 06.55 WITA
  • Gorontalo 13 Juli 17.34 WITA – 14 Juli 06.03 WITA
  • Gunungsitoli 13 Juli 18.22 WIB – 14 Juli 06.49 WIB
  • Jakarta 13 Juli 17.28 WIB – 14 Juli 06.25 WIB
  • Jambi 13 Juli 17.51 WIB – 14 Juli 06.29 WIB
  • Jayapura 13 Juli 17.14 WIT – 14 Juli 06.59 WIT
  • Kendari 13 Juli 17.27 WITA – 14 Juli 06.15 WITA
  • Kep. Kangean 13 Juli 16.50 WIB – 14 Juli 05.50 WIB
  • Kep. Natuna 13 Juli 17.46 WIB – 14 Juli 05.58 WIB
  • Kupang 13 Juli 17.09 WITA – 14 Juli 06.23 WITA
  • Labuan Bajo 13 Juli 17.28 WITA – 14 Juli 06.35 WITA
  • Makassar 13 Juli 17.37 WITA – 14 Juli 06.30 WITA
  • Mamuju 13 Juli 17.45 WITA – 14 Juli 06.37 WITA
  • Manado 13 Juli 17.28 WITA – 14 Juli 05.54 WITA
  • Manokwari 13 Juli 17.45 WIT – 14 Juli 06.20 WIT
  • Mataram 13 Juli 17.44 WITA – 14 Juli 06.51 WITA
  • Medan 13 Juli 18.22 WIB – 14 Juli 06.39 WIB
  • Merauke 13 Juli 17.02 WIT – 14 Juli 06.09 WIT
  • Miangas 13 Juli 17.30 WITA – 14 Juli 05.38 WITA
  • Padang 13 Juli 18.06 WIB – 14 Juli 06.41 WIB
  • Palangkaraya 13 Juli 17.06 WIB – 14 Juli 05.47 WIB
  • Palembang 13 Juli 17.43 WIB – 14 Juli 06.27 WIB
  • Palu 13 Juli 17.44 WITA – 14 Juli 06.20 WITA
  • Pangkalpinang 13 Juli 17.39 WIB – 14 Juli 06.20 WIB
  • Pekanbaru 13 Juli 18.04 WIB – 14 Juli 06.34 WIB
  • Pontianak 13 Juli 17.30 WIB – 14 Juli 06.02 WIB
  • Rote Ndao 13 Juli 17.10 WITA – 14 Juli 06.26 WITA
  • Sabang 13 Juli 18.41 WIB – 14 Juli 06.49 WIB
  • Samarinda 13 Juli 17.57 WITA – 14 Juli 06.30 WITA
  • Semarang 13 Juli 17.11 WIB – 14 Juli 06.12 WIB
  • Serang 13 Juli 17.31 WIB – 14 Juli 06.28 WIB
  • Sofifi 13 Juli 18.16 WIT – 14 Juli 06.44 WIT
  • Sorong 13 Juli 17.57 WIT – 14 Juli 06.32 WIT
  • Surabaya 13 Juli 17.10 WIB – 14 Juli 06.12 WIB
  • Tanjungpinang 13 Juli 17.53 WIB – 14 Juli 06.21 WIB
  • Tanjung Selor 13 Juli 18.03 WITA – 14 Juli 06.23 WITA
  • Wakatobi 13 Juli 17.19 WITA – 14 Juli 06.13 WITA
  • Yogyakarta 13 Juli 17.09 WIB – 14 Juli 06.13 WIB


Bagaimana cara menyaksikannya?

Anda tidak membutuhkan alat apa pun untuk dapat menyaksikan fenomena astronomi langka Bulan Purnama Rusa Super. Cukup mengarahkan pandangan ke arah bulan terbit saja.

Namun, jika ingin mengabadikan fenomena alam langka ini, Anda dapat menggunakan teleskop, binokuler, atau monokuler yang tersambung pada kamera HP atau kamera CD yang tersambung ke komputer.


Apa dampaknya kehadiran Bulan Purnama Rusa Super bagi Bumi?

Bulan Purnama Super ini terjadi saat posisi Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi. Sehingga bentuknya akan terlihat lebih besar dibanding biasanya. Fenomena lawannya adalah Bulan Purnama Mikro, yakni dimana posisi Bulan berada di titik terjauh dari Bumi sehingga tampak lebih kecil meski terjadi Bulan Purnama.

Saat terjadi Bulan Purnama Rusa Super, posisi Bulan berjarak 357.418 kilometer dari Bumi.

Dengan kondisi ini, bisa memengaruhi pergerakan pasang air laut. Hal ini lantaran kondisi terganggunya gravitasi Bumi.

“Ini karena konfigurasi Matahari-Bumi-Bulan (ataupun Matahari-Bulan-Bumi) yang segaris dan mengakibatkan masing-masing gaya diferensial (gaya pasang surut) yang ditimbulkan oleh Bulan dan Matahari memiliki arah yang sama,” kata Andi.

“Arah pada gaya diferensial berjumlah sepasang, menghadap atau searah dan membelakangi atau berlawanan arah terhadap objek yang menimbulkan gaya tersebut," tulis Andi Pangerang.

Sudah siap menikmati Bulan Purnama Rusa Super?

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait