Saksikan Gerhana Bulan Total 8 November 2022 di Indonesia, Ini Jadwal dan Lokasinya

  • Arry
  • 1 Nov 2022 10:33
Gerhana Bulan(@yukato/unsplash)

Fenomena astronomi Gerhana Bulan Total akan hadir pada 8 November 2022. Simak jadwal dan lokasi terbaik menikmati Gerhana Bulan Total ini.

Andi Pangerang, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, menjelaskan, Gerhana Bulan Total 8 November 2022, akan berdurasi total selama 1 jam 24 menit 58 detik.

"Sedangkan durasi umbral (sebagian + total) selama 3 jam 39 menit 50 detik," kata Andi Pangerang dikutip dari laman Lapan, Selasa, 1 November 2022.

Selain itu, lebar Gerhana Bulan Total kali ini sebesar 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.

"Gerhana ini termasuk ke dalam gerhana ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960)," jelasnya.

Berikut ini waktu dan wilayah di Indonesia yang dapat teramati untuk setiap kontak gerhana:

  • Awal Penumbra (P1)
    Waktu: 15.02.17 WIB, 16.02.17 Wita, 17.02.17 WIT
    Tidak dapat diamati di seluruh Indonesia

  • Awal Sebagian (U1)
    Waktu: 16.09.12 WIB, 17.09.12 Wita, 18.09.12 WIT
    Lokasi: Papua, Papua Barat, P. Seram, P. Halmahera, Kep. Aru, Kep. Kai, Kep. Tanimbar

  • Awal Total (U2)
    Waktu: 17.16.39 WIB, 18.16.39 Wita, 19.16.39 WIT
    Lokasi: Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Kalteng, Kapuas Hulu

  • Puncak Gerhana
    Waktu: 18.00.22 WIB, 19.00.22 Wita, 20.00.22 WIT
    Lokasi: Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, Bengkulu

  • Akhir Total (U3)
    Waktu: 18.41.37 WIB, 19.41.37 Wita, 20.41.37 WIB
    Lokasi: Dapat diamati di seluruh Indonesia

  • Akhir Sebagian (U4)
    Waktu: 19.49.03 WIB, 20.49.03 Wita, 21.49.03 WIT
    Lokasi: Dapat diamati di seluruh Indonesia

Akhir Penumbra (P4)
Waktu: 20.56.08 WIB, 21.56.08 Wita, 22.56.08 WIT
Lokasi: Dapat diamati di seluruh Indonesia


Apa itu Gerhana Bulan Total?

 

Andi Pangerang menjelaskan, Gerhana Bulan Total adalah fenomena astronomis ketika seluruh permukaan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi. Hal ini disebabkan konfigurasi Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk garis lurus.

"Selain itu, Bulan berada di dekat titik simpul orbit Bulan, yakni perpotongan antara ekliptika (bidang edar Bumi mengelilingi Matahari) dengan orbit Bulan," jelas Andi.

Andi menjelaskan, Gerhana Bulan Total terjadi ketika fase Bulan Purnama, akan tetapi, tidak semua fase Bulan Purnama dapat mengalami Gerhana Bulan.

Saat Bulan memasuki umbra, warna umbra cenderung hitam. Seiring Bulan seluruhnya berada di dalam umbra, warna Bulan akan menjadi kemerahan.

"Hal ini dikarenakan oleh mekanisme Hamburan Rayleigh yang terjadi pada atmosfer Bumi. Hamburan Rayleigh yang terjadi ketika gerhana Bulan sama seperti mekanisme ketika Matahari maupun Bulan tampak berwarna kemerahan saat berada di ufuk rendah dan langit yang mempunyai rona jingga ketika Matahari terbit maupun terbenam," jelasnya.

Dampak dari Gerhana Bulan Total bagi kehidupan manusia adalah pasang naik air laut yang lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya ketika tidak terjadi gerhana, Purnama maupun Bulan Baru.

Gerhana Bulan Total dapat kembali dinikmati di Indonesia pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait