Panglima TNI Yudo Margono Minta Maaf Soal Komentar Piting Soal Demo Pulau Rempang

  • Arry
  • 19 September 2023 13:28
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono(puspen tni/tni)

Panglima TNI Yudo Margono akhirnya meminta maaf atas pernyataannya kepada prajurit TNI untuk menyikapi aksi rusuh demo di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

“Tentunya pada kali ini saya mohon maaf, sekali lagi saya mohon maaf atas pernyataan kemarin yang mungkin masyarakat menilai seolah dipiting,” kata Yudo di Batam, Selasa, 19 September 2023.

Menurut Yudo, pernyataannya itu tak bermaksud untuk mengerahkan pasukan. Maksud piting tersebut itu adalah agar TNI tak menggunakan senjata dalam mengamankan asi demo di Rempang.

“Itu saya enggak tahu karena bahasa saya itu orang deso yang biasa mungkin melaksanakan dulu waktu kecil, kan, sering piting-pitingan dengan teman saya tuh, saya pikir dipiting lebih aman karena memang kita tak punya alat (senjata),” ujarnya.

Baca juga
Panglima TNI Ancam Piting Masyarakat Pulau Rempang, Ini Penjelasan Mabes TNI

“TNI sejak Orde Baru itu tidak ada sejak UU, TNI tidak dilibatkan untuk memakai alat seperti yang zaman dulu tidak ada. Sehingga karena kemarin itu saya menjawab pertanyaannya dari Pangdam, saya sampaikan umpama-umpama, kan."

Mengenai kehadiran prajurit TNI di Pulau Rempang, menurut Yudo, hal tersebut atas permintaan pemerintah daerah setempat untuk mengamankan masyarakat di sana.

“Kami mengamankan masyarakat atas permintaan, kalau enggak ada permintaan saya enggak akan datang ke situ, ada permintaan dari BP Batam, dari ketua adat, dan sebagainya. Kami enggak tahu dari Kodim dari Korem, kan, sudah datang ke sana di pos-pos, dan tidak bersenjata,” ujarnya.

Untuk diketahui, beredar video perintah Yudo kepada prajurit TNI untuk memiting pelaku demo di Pulau Rempang jika rusuh.

Baca juga
Mahfud MD Sebut Tak Ada Penggusuran di Pulau Rempang, Ini Pemilik Hak Tanah Rempang

"Satu miting satu, itu kan selesai," ujarnya. Pernyataan ini kemudian viral dan kontroversial.

Kapuspen TNI Laksda TNI Julius Widjojono sebelumnya menjelaskan, ada kesalahpahaman dari masyarakat atas pernyataan Yudo karena konteksnya berbeda.

“Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri, sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk manahan diri,” ujar Julius kepada wartawan.

Menurut Julius, Panglima TNI menginstruksikan melarang prajurit menggunakan alat atau senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang.

Mengenai bahasa piting, Julius menjelaskan, hal tersebut adalah bahasa prajurit. Artinya, setiap prajurit "merangkul" satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

Artikel lainnya: BCL Ungkap Pernah Digoda Raffi Ahmad: Ngerasa Paling Ganteng

 

Related Articles

Berita Terpopuler

Berita Pilihan