Kisah Rumini, Meninggal Berpelukan Bersama Ibunya Digulung Awan Panas Erupsi Semeru

  • Arry
  • 7 Des 2021 15:42
Gunung Semeru Meletus(humas/bnpb)

Kisah haru menimpa Rumini. Perempuan berusia 28 tahun itu ditemukan meninggal dunia digulung awan panas Gunung Semeru pada Minggu, 5 Desember 2021. Jenazah Rumini ditemukan sedang memeluk ibunya, Salamah, di dapur rumah mereka.

Saat erupsi terjadi, disaat warga berhamburan menyelamatkan diri, Rumini malah memilih berada di rumahnya di Desa Curah Kobokan, Kecamatan Candipuro, Lumajang.

Rumini menemani sang ibu karena tidak sanggup berjalan karena faktor usia. Rumini dan ibunya akhirnya meninggal dunia usai awan panas menggulung desa mereka.

"Pagi kan saya cari kakak ipar sama ponakanku. Pas bongkar rontokan tembok dapur terus tangannya kelihatan dan langsung kami bersihkan dan dibawa ke rumah untuk dimakamkan," kata Adik Ipar Salamah, Legiman, Selasa, 7 Desember 2021.

Baca Juga
Jenazah Ibu dan Bayinya Ditemukan Berpelukan Tertimbun Lahar Gunung Semeru

"Suami Rumini dan anaknya selamat. Mereka sekarang dirawat di Puskesmas," ujarnya.

Kisah Rumini meninggal dunia dan memeluk ibunya menjadi perbincangan warganet. Netizen pun ramai mendoakan Rumini dan Salamah.

"gw tdi pagi baca beritanya terharu bgt, rumini ini klo dia lari sebenarnya bisa aja tpi dia ga tega ngeliat ibunya kudu lari2 trus jg ibunya memang udah gabisa jalan, surga untuk mereka berdua," tulis akun Twitter @chisyung.

"i wish i could love my mom like Rumini loves her mother :') Rest in peace Rumini & Rumini's mom," ungkap akun Twitter @zeeddann.

Perkembangan terbaru korban meinggal terdampak guguran awan panas Gunung Semeru kini bertambah menjadi 34 orang.

"Hingga saat ini jumlah korban meninggal sebanyak 34 orang dan 16 orang masih dalam pencarian," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Surabaya I Wayan Suyatna.

Baca Juga
Sejarah Panjang Letusan Gunung Semeru Si Paku Bumi Pulau Jawa

"Tim evakuasi paling banyak menemukan jenazah korban di dua lokasi yakni Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, dan Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh," ujarnya.

Suyatna menjelaskan, korban banyak ditemukan tertimbun material abu vulkanik. Ada juga yang ditemukan karena tertimbun reruntuhan rumah.

"Sejauh ini cuaca cukup cerah dalam melakukan evakuasi korban awan panas guguran Semeru karena kendala tim operasi selama ini yakni faktor cuaca seperti angin kencang dan hujan deras, serta aktivitas Semeru seperti awan panas guguran dan abu vulkanik," tuturnya.

"Kami mengutamakan keselamatan tim evakuasi dalam melakukan pencarian korban. Apabila cuaca buruk maka tim akan mencari tempat yang aman lebih dulu sebelum melanjutkan evakuasi korban," katanya.

Sementara 26 orang mengalami luka berat serta 82 orang mengalami luka ringan. Mereka dirawat ke Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Haryoto dan RSUD Bhayangkara Lumajang.

 

Baca Juga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait