Luhut Klaim Punya Big Data Aspirasi 110 Juta Rakyat Dukung Penundaan Pemilu

  • Arry
  • 12 Mar 2022 13:20
Presiden Joko Widodo dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan(ist/setkab)

Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim memiliki big data aspirasi rakyat Indonesia yang mendukung penundaan Pemilu 2024. Menurut Luhut, partai politik harusnya menyerap aspirasi rakyat yang menginginkan pemilu ditunda.

Hal tersebut diungkap Luhut dalam Podcast #CloseTheDoor di kanal YouTube Deddy Corbuzier yang dikutip Sabtu, 12 Maret 2022.

"Karena begini, kita kan punya big data, saya ingin lihat, kita punya big data, dari big data itu, kira-kira meng-grab 110 juta," kata Luhut.

"Iya, 110 juta, macam-macam, Facebook, segala macam-macam, karena orang-orang main Twitter, kira-kira orang 110 jutalah," ujarnya.

Baca Juga
Luhut: Jokowi Diperpanjang 3 Tahun, Indonesia Akan Lebih Baik

Menurut Luhut, berdasarkan big data tersebut, masyarakat kelas menengah ke bawah ingin kondisi sosial politik yang tenang. Masyarakat pun tak ingin gaduh politik dan lebih menginginkan kondisi ekonomi yang meningkat.

"Kalau menengah ke bawah ini, itu pokoknya pengin tenang, pengin bicaranya ekonomi, tidak mau lagi seperti kemarin. Kemarin kita kan sakit gigi dengan kampret-lah, cebong-lah, kadrun-lah, itu kan menimbulkan tidak bagus. Masa terus-terusan begitu," ujarnya.

Luhut juga mengungkapkan, berdasarkan big data yang dia punya, rakyat Indonesia mengkritisi dana Rp100 triliun yang diajukan KPU untuk menggelar Pemilu 2024.

Baca Juga
Viral Menko Luhut Asyik Telponan Saat Presiden Jokowi Pidato, Ini Penjelasan Jubir

"Sekarang lagi gini-gini, katanya, kita coba tangkap dari publik (dari data-data tersebut), ya itu bilang kita mau habisin Rp 100 triliun lebih untuk milih, ini keadaan begini, ngapain sih, ya untuk pemilihan presiden dan pilkada, kan serentak," ucapnya.

Luhut menyarankan agar partai-partai politik menyerap aspirasi rakyat dalam big data tersebut.

"Ya itu rakyat ngomong. Nah, ceruk ini kan ada di Partai Demokrat, ada di Partai Gerindra, PDIP, ada yang di PKB, ada yang di Golkar, ada di mana-mana ceruk ini. Ya nanti kan dia akan lihat, mana yang mendengar suara kami," sambungnya.

 

Artikel lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait