Heboh Aksi Mbak Rara, BMKG: Hujan Berhenti Bukan Hasil Kerja Pawang, tapi Durasi

  • Arry
  • 22 Mar 2022 10:11
Aksi Pawang hujan Rara Isti Wulandari di Sirkuit Mandalika(ist/ist)

Pawang hujan Rara Istianti Wulandari viral sepanjang perhelatan MotoGP Mandalika 2022. Aksinya saat menghentikan hujan besar yang mengguyur Sirkuit Mandalika menjadi perbincangan publik.

Namun, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menegaskan, berhentinya hujan jelang balapan MotoGP Mandalika 2022 bukan karena aksi dari Mbak Rara, si pawang hujan.

"Ya sebenarnya kalau dilihat pawang hujan itu adalah suatu kearifan lokal yang dimiliki masyarakat. Secara saintifik itu sulit untuk dijelaskan," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, di Jakarta, Senin, 21 Maret 2022.

Guswanto menjelaskan, BMKG sudah memberikan prakiraan cuaca jelang balapan MotoGP Mandalika 2022. Menurutnya, BMKG sudah memprediksi hujan bakal turun jelang perlombaan yang digelar Minggu 20 Maret 2022 pukul 14 Wita.

Baca Juga
Hujan Deras Guyur Sirkuit Jelang MotoGP Mandalika, Pawang Hujan Disorot

Hal tersebut terlihat dari hadirnya bibit sikontropis 93f yang dampaknya itu memberikan potensi pertumbuhan awan hujan di Mandalika.

"Dan buktinya, kan dari awal pawang itu sudah bekerja, tapi kan gak berhenti juga. Artinya itu. Jadi sebenarnya kemarin waktu berhentinya, itu bukan karena pawang hujan. Karena durasi waktunya sudah selesai," jelasnya.

Baca Juga
Fenomena Pawang Hujan, Ustaz Khalid Basalamah: Untuk Apa? Ini Dukun, Jangan Dipanggil

"Kalau dilihat prakiraan lengkap di tanggal itu memang selesai di jam itu. Kira-kira jam 16.15 itu sudah selesai, tinggal rintik-rintik itu bisa dilakukan balapan kalau dilihat dari prakiraan nasional analisis dampak yang kita miliki BMKG," imbuhnya.

Meski demikian, Guswanto menyatakan pawang hujan hanyalah sebuah kearifan lokal semata. Dan hal tersebut tidak bisa dicampuradukkan dengan sains.

"Sebenarnya kalau cerita tentang pawang hujan itu adalah kearifan lokal yang mereka miliki, dan itu tidak bisa dicampuradukan dengan antara sains dan kearifan lokal," ujarnya.

 

Artikel lainnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait