4 Pernyataan Kombes Budhi Herdi yang Bikin Dinonaktifkan Sebagai Kapolres Jaksel

  • Arry
  • 21 Jul 2022 11:41
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto(tribratanews/polri.go.id)

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menonaktifkan Kombes Budhi Herdi Susanto sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan. Selain itu, Kapolri juga menonaktifkan Karo Paminal Divisi Propam Brigjen Hendra Kurniawan.

Keduanya nonaktif menyusul kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Irjen Ferdy sendiri juga sudah dinonaktifkan sebagai Kadiv Propam Polri.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menjelaskan, tindakan penonaktifan ini terkait dengan kasus tewasnya Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dalam baku tembak di rumah Irjen Sambo.

Aksi polisi tembak polisi itu terjadi pada 8 Juli 2022. Namun Mabes Polri baru mengumumkannya pada 11 Juli 2022.

Baca juga
Terseret Kasus Brigadir J, Brigjen Hendra Kurniawan dan Kombes Budhi Herdi Dicopot

Desakan agar Kombes Budhi Herdi dinonaktifkan awalnya dilontarkan pengacara keluarga Brigadir J. Menurut mereka, Kombes Budhi seakan ikut dalam merekayasa kasus polisi tembak polisi yang menewaskan kliennya itu.

“Pembunuhan itu sudah ada kenapa itu semua dilanggar. Dan terkesan dia ikut merekayasa cerita-cerita yang berkembang itu,” ucap kuasa hukum keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.

Apa saja sih pernyataan Kombes Budhi Herdi terkait kasus tewasnya Brigadir J? Berikut ulasannya:

1. Dugaan pelecehan dilakukan Brigadir J

Kombes Budhi mengungkapkan aksi baku tembak di rumah Irjen Sambo dipicu dengan tindakan Brigadir J melakukan pelecehan terhadap PC, istri Irjen Ferdy Sambo.

Menurutnya, saat itu, PC tengah tertidur di rumah dinas Kadiv Propam usai perjalanan dari luar kota.

"Karena lelah mungkin pulang dari luar kota, ibu sempat tertidur. Pada saat itu, tidak diketahui oleh orang lain, Brigadir J masuk dan kemudian melakukan pelecehan terhadap ibu," ujar Budhi.

Namun Kombes Budhi tidak menjelaskan bentuk pelecehan yang diduga dilakukan Brigadir J.

Baca juga
Brigadir Yosua Masuk Kamar Istri Jenderal Polisi, Lecehkan dan Todongkan Senjata


2. Sebut Brigadir J todong istri Irjen Ferdy Sambo

Kombes Budhi menjelaskan, Brigadir J tak hanya diduga melecehkan PC, istri Irjen Ferdy. Tapi juga menodongkan pistol.

"Pada saat ibu (istri Kadiv Propam) tertidur, lalu terbangun dan kaget, kemudian menegur saudara J. Saudara J membalas, 'diam kamu!' sambil mengeluarkan senjata yang ada di pinggang," kata Budhi.

Teriakan istri Irjen Sambo kemudian didengar Bharada E yang juga berada di rumah tersebut.

"Saudara E datang menanyakan yang terjadi, bukan dijawab tapi dilakukan penembakan oleh saudara J," kata Budhi.

Akibat dari baku tembak itu, Brigadir J tewas.

Baca juga
Profil Kombes Budhi Herdi: Bekas Penyidik KPK yang Terseret Kasus Brigadir J


3. Jenis senjata yang digunakan Brigadir J dan Bharada E

Dalam keterangannya, Kombes Budhi dengan detil menjelaskan jenis senjata yang digunakan oleh Brigadir J dan Bharada E saat baku tembak.

Menurutnya, Brigadir J menggunakan pistol jenis HS-9 yang berisi 16 peluru. Sedangkan Bharada E menggunakan pistol yang lebih canggih yakni Glock-17 yang berisi 17 peluru.

Kombes Budhi menjelaskan, Bharada E diketahui melepaskan 5 peluru ke arah Brigadir J.

"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magasin tersebut 12 peluru, artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan," kata Budhi.

"Sedangkan saudara J itu kami menemukan dan mendapatkan fakta yang bersangkutan menggunakan senjata jenis HS 16 peluru di magasinnya, dan kami menemukan tersisa 9 peluru yang ada di magasin," imbuh dia.

Baca juga
Spesifikasi Glock 17 dan HS-9, Senjata yang Dipakai Saat Duel Brigadir J vs Bharada E


4. CCTV rumah Irjen Sambo rusak

Kombes Budhi menelaskan, saat peristiwa polisi tembak polisi, sejumlah CCTV yang berada di rumah Irjen Sambo rusak. CCTV disebut rusak sejak dua pekan sebelum kejadian.

"Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV rusak. Rusak sejak dua minggu lalu, sehingga tidak dapat kami dapatkan," ucap Budhi.

"Kami tidak berhenti sampai di situ. Secara scientific crime investigation kami berusaha untuk mengungkap, membuat terang peristiwa ini dengan mencari alat bukti lain," ucap dia.

 

Artikel lainnya

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait